Emiten Grup Astra PT United Tractors Tbk. (UNTR) tengah dalam proses menjalin kerjasama dengan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) guna meningkatkan pasokan emas dalam negeri. Rencana itu bakal dijalankan oleh UNTR sejalan dengan aksi akuisisi tambang emas dari PT J Resources Tbk. (PSAB) beberapa waktu lalu.
Untuk diketahui, Antam dikabarkan masih mengandalkan impor sebesar 30 ton emas per tahun untuk memenuhi kebutuhan bahan baku produksinya. impor emas tetap dilakukan lantaran produksi perseroan belum mencukupi, sedangkan banyak perusahaan tambang yang memilih ekspor atau menjual ke perusahaan perhiasan alih-alih ke Antam.
Saat ini, emas yang diproduksi atau ditambang oleh Antam hanya mencapai 1 ton per tahun, sementara kebutuhan emas di dalam negeri tahun ini diperkirakan mencapai 45 ton. Padahal, potensi produksi emas di Indonesia sebenarnya dapat mencapai 90 ton per tahun.
Corporate Secretary UNTR Sara K. Loebis menegaskan bahwa pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk menjalin kerjasama dengan Antam dalam rangka penyediaan pasokan tersebut, meskipun belum terang besaran rencana kerjasama tersebut, sebab masih dalam proses diskusi.
“Kerja sama dengan Antam untuk output dari tambang yang baru sedang kami proses,” tegas Sara kepada Bisnis, Selasa (14/10/2025).
Adapun selama ini, UNTR sebetulnya telah berupaya untuk meningkatkan pasokan emas Tanah Air melalui penjualan domestik. Meskipun begitu, Sara mengakui bahwa penjualan emas domestik dari UNTR cenderung masih kecil dibandingkan penjualan ekspor UNTR.
Melansir laporan keuangan UNTR per semester pertama 2025, pendapatan perseroan dari penambangan emas tercatat sebesar 10,19% dari total pendapatan perseroan. Sepanjang periode tersebut, lini bisnis tambang emas UNTR tumbuh 59,74% YoY.
“Selain menjual ke luar negeri, kami juga sudah melakukan penjualan lokal. Memang masih terbatas, karena kami menjual secara bundling emas dan silver, dan saat ini masih ada keterbatasan market silver dalam negeri,” katanya kepada Bisnis, Selasa (14/10/2025).
Adapun, tambang emas UNTR dijalankan oleh anak usaha PT Agincourt Resources (PTAR), di mana United Tractors memiliki saham sebesar 95%. Tambang yang mulai beroperasi sejak 2012 di Tapanuli Selatan ini memiliki luas 479 hektare.
Terbaru, UNTR melalui PT Danusa Tambang Nusantara (DTN) telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat dengan anak usaha emiten pertambangan emas PSAB, PT J Resources Nusantara (JRN) untuk mengakuisisi 99,99% saham PT Arafura Surya Alam (ASA).
Selain itu, anak usaha lain UNTR, PT Energia Prima Nusantara (EPN) juga meneken perjanjian dengan pemegang saham individu, Jimmy Budiarto untuk membeli 0,00004% saham ASA serta 0,2% saham PT Mulia Bumi Persada (MBP). Seluruh penandatanganan perjanjian ini dilakukan pada 12 September 2025.
Sara mengatakan bahwa nilai transaksi yang mencakup enterprise value mencapai US$540 juta. Nilai ini setara Rp8,84 triliun dengan asumsi kurs sebesar Rp16.375 per dolar Amerika Serikat (AS).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca. Editor : Dwi Nicken Tari