Alamtri (ADMR) Siapkan Rp513 Miliar, Eksplorasi Batu Bara Metalurgi

PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk. (ADMR), melalui tiga anak usaha dengan total aset mencapai Rp513,15 miliar, akan melakukan kegiatan eksplorasi lanjutan batu bara metalurgi.

Berdasarkan informasi pada Laporan Tahunan 2024 perseroan, terdapat tiga anak usaha, yaitu PT Juloi Coal (JC), PT Kalteng Coal (KC), dan PT Sumber Barito Coal (SBC), yang belum beroperasi dan masih dalam tahapan Pengembangan Operasi Produksi.

Total aset ketiga entitas tersebut telah tercatat dalam laporan konsolidasi yakni masing-masing US$26,65 juta, US$2,15 juta, dan US$2,17 juta dengan total US$30,94 juta atau setara Rp513,15 miliar (kurs JISDOR Rp16.585 per dolar AS).

Berdasarkan keterbukaan informasi, dikutip Selasa (14/10/2025), Corporate Secretary ADMR Mahardika Putranto menjelaskan ketiga entitas anak tersebut sedang melakukan kajian teknis terkait infrastruktur untuk pengembangan terintegrasi. Adapun, kegiatan operasional komersial batu bara metalurgi akan dilakukan setelah eksplorasi lanjutan dan kajian teknis terintegrasi telah selesai.

“Ketiga entitas tersebut berencana melakukan kegiatan eksplorasi lanjutan pada wilayah Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara [PKP2B] yang belum termasuk ke dalam area cadangan batu bara saat ini, yang bertujuan untuk meningkatkan keyakinan geologi,” tulisnya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.

Dia menambahkan, ketiga perusahaan tersebut memegang PKP2B dan telah memperoleh persetujuan tahap Operasi Produksi, persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), perizinan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dan perizinan lainnya.

Selain itu, ketiga perusahaan tersebut juga sedang dalam proses pengurusan perizinan untuk mendukung rencana eksplorasi lanjutannya.

Mahardika menjelaskan komponen utama aset JC, KC, dan SBC adalah terkait eksplorasi dan evaluasi, yaitu berupa biaya eksplorasi sumber daya dan cadangan batu bara metalurgi.

Biaya eksplorasi yang telah dikeluarkan oleh ketiga perusahaan tersebut adalah untuk mendapatkan izin eksplorasi; melakukan pencarian dan penilaian sumber daya batu bara termasuk melakukan kegiatan seperti pengeboran eksplorasi, pengambilan sampel, studi geofisika; dan kegiatan studi lainnya untuk membuktikan kelayakan teknis dan komersial penambangan sebelum kegiatan produksi.

Menurutnya, biaya-biaya eksplorasi ini dicatat sebagai aset karena belum beroperasinya kegiatan penambangan di ketiga perusahaan tersebut. Adapun, komponen utama lainnya pada aset ketiga perusahaan tersebut adalah kas dan setara kas untuk keperluan operasional perusahaan.

“Saat ini, JC, KC, dan SBC masih melakukan kegiatan eksplorasi dan evaluasi, yang dalam beberapa tahun ke depan akan melakukan kegiatan eksplorasi lanjutan untuk menambah data sumber daya dan cadangan batu bara,” katanya.

ADMR perlu melakukan review terkait estimasi kebutuhan capital expenditure (capex) untuk kegiatan eksplorasi lanjutan di JC, KC, dan SBC. Adapun, pendanaan atas capex tersebut diutamakan berasal dari kas internal.

“Ketiga perusahaan tersebut masih dalam proses persiapan operasi produksi. Perseroan berupaya untuk mempersiapkan ketiga anak perusahaannya tersebut agar dapat melaksanakan tahap selanjutnya dengan prudent,” jelasnya.

Dia berpendapat tantangan yang dihadapi dalam mempersiapkan ketiga anak perusahaan tersebut, antara lain, lokasi yang terpencil dan belum tersedianya infrastruktur pendukung. Editor : Rio Sandy Pradana

Sumber:

– 14/10/2025

Temukan Informasi Terkini

Berita Harian, Selasa, 14 Oktober 2025

baca selengkapnya

Perkuat Sinergi Demi Pertambangan Berkelanjutan, Kementerian ESDM akan Gelar Minerba Convex 2025

baca selengkapnya

Aneka Tambang (ANTM) Gelar Eksplorasi Tambang, Rogoh Kocek Rp 176,95 Miliar

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top