Pemerintah akhirnya membuka keran ekspor tembahan kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang saat ini tengah membangun fasilitas smelter tembaga sama seperti yang dilakukan PT Freeport Indonesia. Namun smelter Amman belum rampung.
Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui relaksasi izin ekspor sudah diterbitkan baru-baru ini.
“Sudah keluar (izin ekspor), kalau tidak salah sudah keluar ya,” kata Bahlil kepada awak media disela Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Selasa (28/10).
Pemberian relaksasi ekspor tak lepas dari terbakarnya salah satu fasilitas pemurnian Amman, tak berbeda jauh dengan insiden di smelter Freeport Indonesia beberapa waktu lalu. Izin ekspor Amman sendiri telah berakhir juli lalu.
Lebih lanjut, Bahlil menegaskan relaksasi ekspor harus sejalan dengan progress perbaikan fasilitas smelter. Dia menuturkan Amman mendapatkan fasilitas ini selama enam bulan. Bukan berdasarkan volume.
“Dia bukan volumenya ya, tapi waktunya. Kapasitas produksi dia kan sekitar 900 ribu ton konsenntrat. Jadi, mungkin sekitar 6 bulan sampai pabriknya selesai itu,” kata dia.
Dalam keterangannya, Direktur Utama AMMN Arief Widyawan Sidarto menyatakan pengajuan perpanjangan izin ekspor untuk AMNT dilakukan lantaran keadaan kahar alias force majeure. Adapun, keadaan kahar itu yakni kerusakan pada fasilitas smelter yang terjadi sejak akhir Juli 2025 sehingga kegiatan operasional smelter terpaksa dihentikan sementara. Hal tersebut mengganggu produksi sehingga konsentrat tembaga tak terserap oleh smelter.
“Dapat Perseroan sampaikan bahwa proses komisioning fasilitas smelter menghadapi keadaan kahar yang disebabkan oleh kerusakan pada unit flash converting furnace [FCF] dan sulfuric acid plant,” jelas Arief seperti dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (28/10).
