PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam menyatakan perusahaan sedang mengembangan lini pehiasan emas dan saat ini sedang melakukan penjajakan kemitraan dengan beberapa pelaku industri dan desainer lokal.
“Antam juga melakukan penjajakan kemitraan strategis dengan beberapa pelaku industri dan desainer lokal agar produk yang dihasilkan tidak hanya bernilai estetika tinggi, tetapi juga memenuhi standar kualitas internasional,” kata Corporate Secretary Antam Wisnu Danandi Haryanto kepada Bloomberg Technoz, dikutip Sabtu (25/10/2025).
Wisnu tidak menjelaskan apakah perusahaan sudah mendapatkan keuntungan dari lini bisnis perusahaan emas atau belum, tetapi dia menjelaskan perluasan lini bisnis tersebut dilakukan Antam untuk memperkuat posisi di sektor hilir.
“Tidak hanya sebagai produsen dan pemurni emas, tetapi juga sebagai pelaku aktif dalam industri perhiasan nasional,” ungkap Wisnu.
Wisnu menyebut, perusahaan berharap perluasan lini bisnis tersebut dapat meningkatkan nilai tambah dari hasil produksi emas domestik dan memperkuat peran Antam di ekosistem logam mulia Tanah Air.
“Melalui langkah ini, Antam berharap dapat menghadirkan produk perhiasan emas dengan identitas khas Indonesia, sekaligus membuka peluang pasar baru,” tegas dia.
Antam pada 6 Mei 2025 melansir keterbukaan informasi yang memaparkan rencana perseroan untuk memulai unit usaha baru di lini perhiasan.
Keputusan tersebut selaras dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2025—2029 untuk mengoptimasi diversifikasi dan ekspansi penjualan emas perseroan ke segmen ritel.
Pada tahun ini, Antam menargetkan penjualan emas sebesar 40 ton yang salah satunya diharapkan dapat ditopang oleh penjualan produk di luar produk standar logam mulia.
“Melalui pengembangan bidang industri, yaitu industri barang perhiasan, custom product, dan barang lainnya dari logam mulia akan menjadi pilihan variasi produk logam mulia yang mengedepankan kualitas serta jaminan buyback,” papar perseroan.
Antam pun memproyeksikan penjualan terus naik setelah proses penambahan unit usaha baru tersebut.
Adapun, nilai penjualan setelah dilaksanakannya unit usaha baru yang ditargetkan pada 2025 adalah Rp571 miliar, 2026 senilai Rp657 miliar, 2027 Rp755,99 miliar, 2028 Rp869,98 miliar, dan 2029 Rp1 triliun.
Sebelumnya, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam membenarkan perseroan memang telah mengajukan izin usaha baru untuk perhiasan emas.
“Strategi ini sebenarnya sebagai strategi pelengkap dalam segmen emas kami untuk menambahkan produk dan layanan yang kami berikan kepada konsumen. Jadi ini sifatnya complementary atau mendukung segmen emas batangan kami,” ujarnya di sela konferensi pers, Jumat (9/5/2025).
Bagaimanapun, dia belum dapat mengelaborasi target-target yang disasar Antam melalui perluasan lini bisnis ke segmen perhiasan tersebut. Sejauh ini, perseroan baru melakukan analisis dan kajian internal, serta studi kelayakan atau feasibility study (FS) terhadap rencana bisnis tersebut.
“Namun, untuk target tahun ini memang kami belum bisa tetapkan dan ini juga masih melalui proses perencanaan program kerja yang nantinya kita juga mesti selaraskan dengan baik lagi. Jadi untuk target-target titelnya mungkin untuk tahun ini belum bisa disampaikan,” kata Arianto.
Adapun, Antam meraih laba bersih sepanjang 2024 Rp3,85 triliun, tumbuh 25% yoy didukung oleh hasil pendapatan Rp69,19 triliun.
Emas menjadi penyumbang utama pendapatan Antam dengan kontribusi Rp57,56 triliun atau naik 120% secara year on year (yoy). Volume penjualan logam mulia ini melonjak 68% menjadi 43.776 kg, seluruhnya diserap pasar domestik.
Peningkatan laba bersih diikuti kenaikan EBITDA sebesar 3% menjadi Rp6,73 triliun dan pertumbuhan laba usaha 15% menjadi Rp3 triliun. ANTAM menyatakan mampu menekan beban usaha sebesar 5% menjadi Rp3,5 triliun, terutama dari penurunan biaya logistik dan asuransi.
Dari sisi neraca, total aset perusahaan tumbuh 4% menjadi Rp44,52 triliun. ANTM juga melunasi investasi sebesar Rp1,68 triliun pada akhir tahun, membuka ruang untuk ekspansi bisnis lanjutan. (azr/wdh)
