Antam (ANTM) Cs Bakal Gencar Investasi, Nasib Dividen?

ANAK usaha MIND ID memasuki fase capital intensive, yaitu PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Timah Tbk (TINS).

INCO, ANTM, PTBA, dan TINS berkomitmen pada proyek smelter bernilai tambah (value-added), pertambangan, dan pengolahan. Total belanja modal (capital expenditure/capex) ANTM, INCO, dan PTBA pada 2025 diperkirakan mencapai Rp 17,2 triliun.

“Kami baru-baru ini berdiskusi dengan MIND ID, holding BUMN pertambangan Indonesia, mengenai proyek masa depan dan arah strategis anak usahanya. MIND ID berupaya meningkatkan sinergi antar anak usaha untuk mendorong hilirisasi komoditas Indonesia,” tulis analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rizkia Darmawan dan Wilbert Arifin dalam ulasannya.

Dengan rencana belanja modal multi-tahun yang makin jelas, menurut mereka, upaya pertumbuhan dan hilirisasi MIND ID menjadi lebih nyata.

Lantas, dengan rencana investasi yang besar, bagaimana nasib dividen ANTM cs tersebut? Yang pasti, kebijakan dividen MIND ID melibatkan koordinasi dengan Kementerian BUMN untuk memastikan kontribusi ke pendapatan negara, sambil tetap menyeimbangkan investasi pertumbuhan.

“Dengan proyek-proyek capital-intensive yang sedang berjalan, rasio pembayaran dividen diperkirakan tetap moderat, meskipun ANTM berpotensi mempertahankan payout ratio lebih tinggi (>70%). Sedangkan prospek dividen PTBA berpotensi lebih terbatas,” ungkap Rizkia.

MIND ID kini menunggu Danantara, sovereign wealth fund yang bertujuan meningkatkan sinergi dan pendanaan proyek hilirisasi. Jika dikelola dengan baik, Danantara dapat menyelaraskan koordinasi BUMN dan mempercepat pengembangan industri, dengan MIND ID berpotensi memimpin investasi di sektor komoditas.

Sub-holding investasi yang diusulkan di bawah Danantara dapat mempercepat proyek strategis dengan mengamankan pendanaan yang diperlukan,” sebut dia.

Target Harga Saham ANTM 

Sementara itu, Mandiri Sekuritas memprediksi pertumbuhan besar laba dan dividen Antam (ANTM) tahun 2025. Ini akan berimbas positif ke saham ANTM yang mendapatkan rekomendasi positif dan target harga tinggi.

Dalam Mandiri Investment Forum (MIF) 2025, manajemen Antam menetapkan panduan kinerja operasional 2025. Produksi bijih nikel ditargetkan naik 51% menjadi 15 juta ton, sedangkan penjualan tumbuh 44% menjadi 13 juta ton, dengan RKAB 17 juta ton. Penjualan emas ditargetkan mencapai 40 ton.

Selanjutnya, penjualan feronikel Antam ditargetkan stagnan sebesar 20 ribu ton. Pada Januari 2025, emiten berkode saham ANTM tersebut memproduksi 1,5 juta ton bijih nikel dengan penjualan 1,1 juta ton.

“ANTM berharap mendapatkan tambahan produksi 3 juta ton dari SDA dan RKAB tambang Konawe Utara, yang memiliki kapasitas produksi 20 juta ton,” ungkap manajemen ANTM, seperti dikutip dari riset Mandiri Sekuritas.

ANTM juga bakal menjalankan produksi komersial smelter alumina di Tayan pada Juli 2025. Kapasitas produksinya mencapai 500 ribu ton per tahun.

Di bisnis perdagangan emas, manajemen menegaskan, margin laba usaha membaik menjadi berkisar 6-8%. Ini seiring perjanjian kerja sama pasokan emas dengan PT Freeport Indonesia Tbk (PTFI), dengan target pengiriman 20 ton.

Selain itu, ANTM tengah membangun fasilitas manufaktur emas berkapasitas 30 ton per tahun dekat dengan kawasan industri JIIPE, Gresik, Jawa Timur dan ditargetkan tuntas pada 2028. Perseroan juga berniat menjual emas secara digital pada 2025 untuk menjangkau lebih luas segmen ritel.

Mandiri Sekuritas memprediksi laba per saham ANTM tahun 2025 melonjak 37,5% menjadi Rp 143 dari 2024 sebesar Rp 104. Seiring dengan itu, yield dividen diprediksi naik menjadi 3,5% dari 2,5%.

Mandiri Sekuritas menetapkan rekomendasi buy saham ANTM dengan target harga Rp 2.000. Editor: Jauhari Mahardhika

Sumber: investor.id, 17 Februari 2025

Temukan Informasi Terkini

Laba Sepanjang 2024 Naik 46%, Ini Daftar Program Prioritas MIND ID Sepanjang 2025

baca selengkapnya

Selangkah Lagi UKM Dapat Jatah Tambang, Siapa yang Layak?

baca selengkapnya

PT Gag Nikel Masih Belum Beroperasi di Raja Ampat Meski Tidak Dicabut Izinnya

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top