PT ANEKA Tambang Tbk (ANTM) atau Antam memasuki fase prakonstruksi untuk pembangunan pabrik pencetakan emas di kawasan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur.
Corporate Secretary Antam Syarif Faisal Alkadrie mengatakan pabrik itu bakal mulai kontruksi pada kuartal IV-2025.
Saat analyst meeting beberapa waktu lalu, manajemen Antam memperkirakan proyek ini bakal menelan investasi sekitar Rp1,1 triliun, dengan kapasitas produksi 5 juta keping logam mulia batangan dan koin serta emas industri.
“Saat ini masih dalam fase prakonstruksi setelah beroperasi akan bersinergi dengan smelter Freeport,” kata Faisal saat dihubungi, Rabu (16/4/2025).
Pada Kamis, 7 November 2024, Antam bersama PT Freeport Indonesia (PTFI) telah melakukan penandatanganan perjanjian jual beli logam emas.
Dari perjanjian tersebut, Antam nantinya akan menyerap 30 ton emas yang dihasilkan melalui fasilitas precious metal refinery (PMR), termasuk dalam bagian pabrik pemurnian atau smelter katoda tembaga milik Freeport di Manyar, Gresik, Jawa Timur.
Kontrak pada tahap ini berlangsung selama 5 tahun dengan nilai mencapai sekitar US$12,5 miliar atau setara Rp200 triliun.
Faisal menambahkan perseroannya untuk sementara mengolah emas dari Freeport pada fasilitas eksisting, sembari menanti pengerjaan pabrik baru di Gresik.
“Kami pastikan pendanaan tidak akan membebani kinerja keuangan perusahaan, dengan mempertimbangkan aspek sustainability, rasio utang yang sehat, serta kepatuhan terhadap regulasi,” tuturnya.
Pabrik anyar ini merupakan pengembangan fasiltas manufaktur emas dan perak Antam untuk peningkatan produksi pencetakan emas Logam Mulia.
Antam saat ini mengoperasikan pabrik pemurnian logam mulia di Pulogadung Jakarta yang merupakan satu-satunya pabrik pemurnian emas di Indonesia yang memiliki akreditasi London Bullion Market Association (LBMA).
Sebelumnya, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan kontrak pada tahap ini berlangsung selama 5 tahun dengan nilai sekitar US$12,5 miliar atau setara Rp200 triliun dengan asumsi kurs saat ini.
“[Sebanyak] 30 ton [emas Freeport] diserap Antam, kalau Antam butuh lebih, kami juga siap lebih dari 30 ton, dan kontraknya tahap ini lima tahun. Kalau dihitung dari jumlahnya, nilainya sekitar US$12,5 miliar, tergantung nilai harga emas, atau Rp200 triliun,” ujar Tony, November tahun lalu.
Tony mengatakan bahwa fasilitas PMR milik Freeport Indonesia pada dasarnya sudah selesai dan siap melakukan produksi emas batangan pada minggu kedua Desember 2024 dengan total 50—60 ton emas dan 200 ton perak per tahun.
“Ada juga platinum metal group yaitu platinum 30 kg per tahun dan ada paladium 375 kg per tahun, di samping tentu ada mineral lainnya seperti celenium,” ujarnya. (naw/wdh)
Sumber: bloombergtechnoz.com, 16 April 2025