Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) Yuliot Tanjung memastikan pemerintah terus mendorong percepatan proyek strategis industri baterai kendaraan listrik (EV battery), termasuk proyek Titan, yang saat ini masih dalam tahap penyelesaian perjanjian kerja sama antara PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) dan Zhejiang Huayou Cobalt Co. Ltd.
Hal itu disampaikan Yuliot usai menghadiri Sidang Kabinet Paripurna 1 Tahun Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto–Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10/2025).
“Titan ini kita lagi dorong untuk percepatan kerja sama antara Antam sama Huayou, lagi menyelesaikan perjanjian. Mudah-mudahan dalam waktu dekat selesai, kita dorong bagaimana groundbreaking-nya,” ujar Yuliot.
Pernyataan ini menegaskan komitmen pemerintah untuk memastikan seluruh proyek hilirisasi mineral strategis, termasuk nikel sebagai bahan baku utama baterai kendaraan listrik berjalan sesuai rencana.
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya dalam sidang kabinet menyinggung kemajuan proyek baterai listrik yang digarap CATL (Contemporary Amperex Technology Co. Limited) atau proyek Dragon, yang telah lebih dahulu melakukan groundbreaking, dan meminta agar proyek Titan segera menyusul.
Proyek Titan merupakan bagian dari rangkaian investasi besar industri baterai nasional, dengan tujuan memperkuat ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir mulai dari pengolahan nikel, produksi bahan katoda, hingga perakitan sel baterai dan kendaraan.
Proyek Titan merupakan bagian dari proyek strategis nasional (PSN) di sektor energi dan mineral, yang ditaksir bernilai lebih dari US$8 miliar atau setara Rp132,6 triliun (asumsi kurs Rp16.576 per US$) Sebelumnya, Kementerian ESDM mengungkapkan Proyek Titan itu bakal berlokasi di Maluku Utara dan ditargetkan rampung pada akhir 2027. Editor : Denis Riantiza Meilanova