MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menargetkan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025.
Ia mengungkapkan, total kapasitas listrik nasional saat ini mencapai 101 gigawatt (GW), dengan 72 – 75 GW yang dikelola oleh PT PLN (Persero).
“Total eksisting listrik sekarang di seluruh Indonesia 101 Gigawatt, dan dikelola PLN 72 – 75 Gigawatt,” ujar Bahlil dalam kunjungan ke peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede, Sumedang, pada Senin (20/01/2025) siang.
Ia menjelaskan, baru sekitar 15-16% dari kapasitas tersebut yang berasal dari energi baru terbarukan (EBT). Pemerintah menargetkan peningkatan kontribusi EBT menjadi 23% pada 2025.
“Dari 72 Gigawatt tersebut ada 15% – 16% itu menggunakan energi baru terbarukan (EBT), target perencanaan kita di tahun 2025 itu harus sudah mencapai 23%,” beber Bahlil.
Hal ini mencerminkan komitmen kuat pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil, dan beralih ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan. Menteri ESDM menekankan pentingnya integrasi antara pembangunan pembangkit listrik dan infrastruktur jaringan.
“Jangan sampai pembangkit dibangun, tapi jaringan tidak siap,” ujarnya.
Pemerintah sendiri menargetkan pembangunan jaringan transmisi sepanjang 48.000 km hingga 2030, yang akan mendukung pengembangan energi baru dan terbarukan, termasuk di wilayah-wilayah terpencil.
Bahlil menambahkan bahwa pemerintah mengalokasikan Rp 72 triliun untuk proyek pembangkit listrik.
“Ia berharap investasi ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8% per tahun. Pemerintah perlu meningkatkan konsumsi listrik per kapita yang saat ini berkisar antara 4.500-5.000 kVA menjadi 6.000-6.500 kVA,” tuturnya. Editor: Prisma Ardianto
Sumber: investor.id, 20 Januari 2025