Bisnis Emas Antam (ANTM) Berkibar

BISNIS emas PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) alias Antam berkibar gagah dengan berhasil mencetak rekor penjualan tertinggi sepanjang sejarah mencapai 43,77 juta ton pada tahun buku 2024 (FY24), melambung 68% secara yoy dan 128% secara qoq.

Manajemen Antam menyampaikan, pada FY24 kenaikan harga emas dunia yang didorong oleh faktor makroekonomi global dan kondisi geopolitik turut meningkatkan permintaan emas di pasar domestik.

“Melalui strategi penjualan emas yang berfokus pada pangsa pasar domestik, Antam berhasil mempertahankan posisi di pasar sebagai top of mind pilihan masyarakat Indonesia dalam berinvestasi emas yang terlihat pada peningkatan penjualan mencapai yang tertinggi sepanjang sejarah perusahaan,” jelas manajemen Antam (ANTM) dalam keterangan resmi.

Pada 2025, anggota Holding BUMN Industri Pertambangan atau MIND ID tersebut memastikan, operasi perseroan berjalan andal melalui peluang sourcing emas di domestik dan jaringan penjualan yang beragam serta tersebar luas untuk mendukung pertumbuhan kinerja yang lebih baik.

Di tengah euforia penjualan yang berkibar, volume produksi emas emiten berkode saham ANTM tersebut justru mengalami penurunan dari 1,20 ton (38.838 troy oz) pada 2023 menjadi 1 ton atau 1.019 kg (32.762 troy oz) pada 2024. Penurunan juga terjadi pada kuartal IV-2024 yang produksi mencapai 273 kg (8.777 troy oz). Padahal, pada periode sama tahun lalu, produksi emas ANTM mencapai 300 kg (9.645 troy oz).

Manajemen Antam menjelaskan bahwa sepanjang 2024, perseroan menghadapi tantangan yang dipengaruhi oleh dinamika regulasi dan ketidakpastian kondisi makroekonomi global yang turut mengganggu keseimbangan suplai dan permintaan di pasar.

“Dengan fokus pada keberlanjutan kinerja yang optimal, Antam terus melaksanakan strategi cost leadership melalui penerapan inovasi dalam operasional dan inisiatif program efisiensi biaya yang terukur, untuk memperkuat daya saing dan pencapaian target perseroan di 2024,” papar manajemen.

Di luar penjualan emas yang mencetak rekor, penjualan dan produksi komoditas ANTM yang lain justru cenderung terkoreksi. Sebut misalnya, produksi bijih nikel Antam pada kuartal IV-2024 yang turun menjadi 2,63 juta wmt dibandingkan periode sama sebelumnya sebesar 2,77 juta wmt.

Alhasil, produksi bijih nikel ANTM secara konsolidasian 2024 ambruk menjadi 9,93 juta, dari 13,44 juta pada FY23 dengan tingkat penjualan bijih nikel turun dari 11,71 juta wmt pada FY23, menjadi 8,35 juta wmt pada FY24.

Nasib serupa juga dialami sektor feronikel. ANTM memproduksi feronikel pada kuartal IV-2024 sebanyak 4.858 ton nikel dalam feronikel (TNi), lebih kecil ketimbang produksi feronikel pada kuartal IV-2023 yang sebanyak 5.686 TNi.

Akibatnya, volume produksi feronikel ANTM pada FY24 menjadi 20.103 TNi terkikis dari tahun sebelumnya 21.473 TNi, dengan tingkat penjualan mencapai 19.452 TNi pada FY24, turun daripada penjualan sebelumnya yang mencapai 20.138 TNi.

Segmen komoditas perak pun demikian. Produksinya secara konsolidasian 2024 ambles menjadi 6.393 kg (205.540 troy oz) dari sebelumnya 8.267 kg (265.790 troy oz) dengan tingkat penjualan perak mencapai 6.552 kg (210.652 troy oz) pada FY24, turun dibanding penjualan tahun sebelumnya yang mencapai 9.213 kg (296.205 troy oz).

Pelemahan produksi perak sudah terefleksi dari produksi perak ANTM pada kuartal IV-2024 yang turun dari 1.881 kg (265.790 troy oz) menjadi 1.674 kg (53.820 troy oz).

Produksi bauksit ikut longsor menjadi 1,33 juta wmt pada FY24 dengan tingkat penjualan sebesar 736.188 wmt, turun dari tahun sebelumnya 1,49 juta wmt. Produksi bauksit ANTM pada FY24 tersebut jauh lebih kecil ketimbang produksi bauksit pada FY23 yang mencapai 2 juta wmt.

Itu Tampak dari produksi pada kuartal IV-2024 yang mencapai 693.779 wmt, tergerus dari produksi pada kuartal IV-2023 yang mencapai 596/985 wmt.

Segmen terakhir yang mencatatkan penurunan produksi adalah chemical grade alumina. Volume produksi alumina ANTM sepanjang 2024 mencapai 147.826 ton, turun dari produksi tahun sebelumnya sebanyak 160.940 ton.

Begitu pun dengan produksi alumina pada kuartal IV-2024, turun menjadi 41.942 ton ketimbang sebelumnya 46.416 ton. Namun, tingkat penjualan alumina ANTM pada FY24 mengalami penguatan dari 142.777 ton menjadi 177.178 ton. Editor: Muawwan Daelami

Sumber: investor.id, 2 Februari 2025

Temukan Informasi Terkini

Laba Sepanjang 2024 Naik 46%, Ini Daftar Program Prioritas MIND ID Sepanjang 2025

baca selengkapnya

Selangkah Lagi UKM Dapat Jatah Tambang, Siapa yang Layak?

baca selengkapnya

PT Gag Nikel Masih Belum Beroperasi di Raja Ampat Meski Tidak Dicabut Izinnya

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top