PT BUMA Internasional Grup Tbk. berencana menerbitkan surat utang global senilai US$500 juta atau setara Rp8,2 triliun (kurs Jisdor BI Rp16.589 per dolar AS 21 Oktober 2025) di Bursa Efek Singapura.
Manajemen DOID dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) menuturkan perusahaan berencana menawarkan dan menerbitkan surat utang di luar Indonesia. Setelahnya, surat utang tersebut akan dicatatkan pada Singapore Exchange Securities Trading Limited, atau Bursa Efek di Singapura (SGX-ST).
“Nilai surat utang adalah sebanyak-banyaknya sebesar US$500 juta,” tulis manajemen DOID, Selasa (21/10/2025).
Surat utang ini tidak akan ditawarkan atau dijual di Indonesia atau kepada Warga Negara Indonesia (WNI), atau kepada penduduk, maupun investor Indonesia, baik individu, institusi, maupun bentuk hukum lainnya. Surat utang ini nantinya akan ditawarkan secara terbatas kepada investor melalui pembeli awal.
Adapun pembeli awal surat utang ini belum ditetapkan. Keterangan dan informasi mengenai latar belakang dari para pembeli awal baru akan diketahui pada saat dilakukannya masa penawaran atau bookbuilding dari surat utang.
DOID juga menjelaskan pokok surat utang ini adalah sebanyak-banyaknya US$500 juta, dengan tingkat suku bunga tetap maksimal sampai 10% per tahun. Bunga akan dibayarkan setiap 6 bulan di akhir periode.
Manajemen DOID melanjutkan, karena total nilai rencana transaksi ini melebihi 50% dari total ekuitas perseroan yang sebesar US$100,8 juta, maka rencana transaksi ini memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari pemegang saham perseroan.
Dana hasil penerbitan surat utang ini akan digunakan DOID untuk pembiayaan kembali atau pembayaran kembali kewajiban utang penerbit yang ada saat ini. Lalu untuk tujuan umum perusahaan, dan pembiayaan potensi akuisisi di masa mendatang.
“Rencana transaksi ini diharapkan memberikan dampak positif terhadap kondisi keuangan serta kegiatan usaha penerbit yang pada akhirnya akan memberikan nilai tambah bagi perseroan,” tutur manajemen.
Mengingat dana hasil rencana transaksi ini akan digunakan untuk refinancing atau pelunasan utang yang ada, maka penerbitan surat utang ini diperkirakan akan memiliki periode jatuh tempo 5 tahun.
Adapun tanggal penentuan daftar pemegang saham yang berhak hadir dalam RUPSLB DOID ini adalah pada 4 November 2025, dengan tanggal penyelenggaraan RUPSLB pada 27 November 2025.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca. Editor : Dwi Nicken Tari