PT DARMA Henwa Tbk (DEWA) mengumumkan rencana Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) dengan menerbitkan 18.833.700.452 saham biasa Seri B, masing-masing bernilai nominal Rp50 per saham.
Berdasarkan keterbukaan informasi, saham baru tersebut akan diambil oleh tiga perusahaan, yakni PT Madhani Talatah Nusantara, PT Andhesti Tungkas Pratama, dan PT Antareja Mahada Makmur. Perseroan menegaskan bahwa ketiga entitas ini tidak memiliki keterkaitan afiliasi dengan DEWA.
Dengan terealisasinya PMTHMETD, total modal ditempatkan dan disetor penuh DEWA akan meningkat menjadi 40.687.434.244 saham, dengan nilai mencapai Rp3.127,06 miliar. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat struktur permodalan perusahaan guna mendukung ekspansi bisnis ke depan.
Rencana ini telah mendapat persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 13 Februari 2025. Harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp75 per saham, sesuai dengan ketentuan BEI mengenai penetapan harga efek.
Pengumuman ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam menjaga transparansi informasi kepada para pemegang saham, sebagaimana sebelumnya telah disampaikan dalam pengumuman tertanggal 30 Desember 2024 dan 11 Februari 2025.
Jadwal pelaksanaan PMTHMETD ditetapkan sebagai berikut:
· Penerbitan dan distribusi saham baru: 26 Februari 2025
· Pencatatan saham di BEI: 27 Februari 2025
· Pengumuman hasil PMTHMETD: 3 Maret 2025
Konsekuensi Private Placement
Namun, langkah itu tidak tanpa konsekuensi bagi pemegang saham lama. Perseroan menyebutkan, pemegang saham lama akan mengalami dilusi signifikan hingga 45,53 persen. Di sisi lain, para kreditur akan menjadi pemilik saham mayoritas baru dalam perusahaan.
Madhani Talatah Nusantara diproyeksikan memegang 27,64 persen saham, sedangkan PT Andhesti Tungkas Pratama menguasai 17,89 persen. Sementara itu, porsi kepemilikan Goldwave Capital Limited sebagai pemegang saham lama akan terpangkas dari 17,46 persen menjadi hanya 9,51 persen.
Meski demikian, DEWA memastikan bahwa tidak terjadi perubahan dalam pemegang saham pengendali. Aksi korporasi ini juga mencerminkan upaya perusahaan untuk tetap menjaga posisi kompetitif di industri tambang dengan memperkuat pondasi finansialnya.
Perseroan telah menetapkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 13 Februari 2025 sebagai langkah awal untuk mendapatkan persetujuan para pemegang saham atas rencana tersebut.
Dengan langkah ini, DEWA menunjukkan komitmen dalam memperbaiki kinerja keuangannya di tengah tantangan industri. Konversi utang menjadi ekuitas diharapkan tidak hanya menurunkan tekanan keuangan tetapi juga membuka peluang baru untuk ekspansi dan pengembangan bisnis yang berkelanjutan.
Sementara itu, analis Stockbit Sekuritas Hendriko Gani, berpendapat dengan pelaksanaan harga saham pada level Rp65, jauh lebih rendah dibandingkan harga penutupan pada akhir tahun 2024 di level Rp111, langkah ini diperkirakan akan memberikan tekanan pada sentimen pasar dalam jangka pendek.
Diskon harga sebesar 41,4 persen menjadi salah satu isu yang berpotensi menimbulkan reaksi negatif dari pemegang saham eksisting, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap nilai kepemilikan mereka.
Meski demikian, konversi utang ini juga membawa harapan jangka panjang bagi Darma Henwa. Selain mengurangi beban utang, kehadiran pemegang saham baru diharapkan mampu mendukung pertumbuhan perusahaan di masa mendatang, baik melalui pengalaman maupun jaringan bisnis mereka.
Saham DEWA Stabil di Rp145
Darma Henwa alias DEWA mencatat pergerakan harga saham yang stabil di level Rp145 pada penutupan perdagangan Kamis, 20 Februari 2025. Saham emiten jasa pertambangan ini tidak mengalami perubahan nilai dibandingkan hari sebelumnya, dengan volume perdagangan mencapai 1,18 miliar saham dan rata-rata volume 409,26 juta saham.
Sepanjang sesi perdagangan, saham DEWA sempat menyentuh level tertinggi di Rp156 dan terendah di Rp140. Adapun nilai transaksi saham tercatat sebesar Rp176,1 miliar dengan frekuensi perdagangan mencapai 16.398 kali.
Investor asing mencatatkan aksi beli senilai Rp22,6 miliar, sementara aksi jual asing mencapai Rp29,2 miliar. Dalam sepekan terakhir, saham DEWA mengalami kenaikan signifikan sebesar 22,88 persen. Sementara secara year-to-date (YTD), saham ini telah menguat 30,63 persen.
Dengan pergerakan harga yang positif dalam beberapa pekan terakhir, saham DEWA terus menjadi perhatian investor, terutama setelah perseroan mengumumkan rencana Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD). Langkah ini diharapkan dapat memperkuat struktur permodalan perusahaan dalam mendukung ekspansi bisnisnya di sektor pertambangan. (*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Sumber: kabarbursa.com, 20 Februari 2025