Akan Ada Tambang Bawah Tanah Raksasa di Jatim, Ini Pemiliknya

Jakarta, CNBC Indonesia - Jika berbicara mengenai daerah penghasil tembaga terbesar di Indonesia, semua mata pasti akan tertuju pada Papua, tempat dimana PT Freeport Indonesia (PTFI) beroperasi. Namun siapa sangka, bahwa di ujung timur pulau Jawa juga terdapat tambang tembaga yang di gadang-gadang memiliki cadangan kelas dunia.

Proyek tambang tembaga ini berada di kawasan Tujuh Bukit terletak di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi dan dikelola oleh PT Bumi Suksesindo (BSI), anak usaha dari PT Merdeka Copper Gold Group Tbk.

Chief of External Affairs PT Merdeka Copper Gold Tbk, Boyke Poerbaya Abidin menargetkan proyek tambang tembaga bawah tanah tujuh bukit ditargetkan berproduksi pada 2027 mendatang. Ini sekaligus menandai transisi pengoperasian tambang yang semula dilakukan di area terbuka berpindah ke area bawah tanah.

Boyke menjelaskan apabila di area tambang terbuka sebelumnya terdapat kandungan emas dan perak, maka untuk tambang bawah tanah yang akan digali tersebut lebih banyak mengandung mineral jenis tembaga dan ikutan emas.

"Berdasarkan studi kelayakan yang kita lakukan sebelumnya, itu akan berakhir 2026. Kemudian nanti kita akan lanjutkan dengan proyek underground sendiri untuk tembaganya. Itu yang ada potensi di area Tujuh Bukit. Jadi setelah tambang emas, kita akan lanjutkan ke tambang tembaga," kata dia dikutip Selasa (12/9/2023).

Boyke optimistis cadangan mineral berupa tembaga yang berasal dari tambang bawah tanah ini merupakan proyek tembaga kelas dunia. Pasalnya, umur proyek ini diperkirakan bisa mencapai 20-30 tahun ke depan.

Berdasarkan hasil Pra-Studi Kelayakan Proyek Tembaga Tujuh Bukit yang diumumkan pada kuartal dua, menunjukkan potensi proyek ini untuk menjadi tambang bawah tanah kelas dunia, dengan total kapasitas produksi 24 juta ton bijih per tahun dan dapat memberikan produksi maksimal 112 ribu ton tembaga dan 366 ribu ounce emas dalam konsentrat per tahun.

Kandungan bijih kelas dunia tersebut dapat dibandingkan dengan Tambang Tembaga Emas Batu Hijau di Sumbawa dan Tambang Grasberg di Kabupaten Mimika, Papua.

"Yang jelas dari data awal yang ada, proyeksi tambang tembaga kita yang underground ini kategorinya cukup besar, bahkan kategorinya kelas dunia. Kelas dunia itu artinya umur tambangnya bisa 20 sampai 30 tahun," kata Boyke menambahkan.

Boyke menyebut proyek tambang tembaga ini telah menelan biaya hingga mencapai US$ 150 juta. Ia pun memprediksi kebutuhan dana untuk pengerjaan proyek ini akan semakin besar ke depannya.

"Capex untuk pekerjaan underground ini, yang jelas sekarang aja sampai hari ini sudah sampai US$ 150 juta-an. Ke depannya kita juga membutuhkan Capex yang cukup besar," ujarnya.

 

Sumber : www.cnbcindonesia.com, 12 September 2023