Terungkap Rencana ADRO Setelah Lepas Adaro Andalan

BURSA Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan kepada PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) terkait rencana divestasi PT Adaro Andalan Indonesia (AAI).

Hal tersebut terungkap dari keterbukaan informasi Adaro Energy (ADRO) dalam menjawab permintaan penjelasan BEI. Salah satu pertanyaan BEI adalah apa rencana proyek dan bisnis perseroan setelah pelepasan AAI.

Sekretaris Perusahaan ADRO, Mahardika Putranto menjelaskan, perseroan berencana untuk terus secara strategis melakukan ekspansi dan diversifikasi pada bisnis non-batu bara termal.

“Hal ini akan menciptakan portofolio bisnis yang lebih seimbang dan perlindungan yang lebih baik bagi perseroan di seluruh fase siklus bisnis serta menjadi kontributor penting terhadap penciptaan nilai jangka panjang perseroan,” jelas Mahardika dalam keterbukaan informasi dikutip Rabu (2/10/2024).

Sebagaimana diketahui Adaro Energy (ADRO) berencana melepas 99,99% saham PT Adaro Andalan Indonesia (AAI) atau dahulu bernama PT Alam Tri Abadi dengan nilai berkisar US$ 2,45-2,63 miliar. AAI merupakan perusahaan yang bergerak di bisnis batu bara termal, dan menaungi bisnis batu bara termal Grup Adaro.

Mahardika menambahkan, Adaro Energy tidak mengalami perubahan kegiatan usaha setelah melepas AAI nantinya. Perseroan tetap akan menjalankan kegiatan aktivitas kantor pusat dan konsultasi manajemen terhadap anak-anak perusahaan eksisting perseroan, di luar grup usaha AAI.

Tunggu Tanggapan OJK

Lebih lanjut, terangnya, Adaro Energy Indonesia (ADRO) secara terkonsolidasi masih tetap memiliki investasi di bidang pertambangan batu bara metalurgi dan batuan, serta pengolahan mineral melalui PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), energi, utilitas dan infrastruktur pendukung yang ditopang oleh sumber daya dan potensi yang dimilikinya. Dan ke depannya Adaro akan lebih mengembangkan proyek-proyek yang ada saat ini dalam bidang energi yang mendukung program ekonomi hijau Pemerintah Indonesia.

Mahardika menyebutkan, proyek-proyek yang masih berjalan setelah pelepasan AAI adalah proyek-proyek yang saat ini sedang dijalankan oleh pilar Adaro Minerals (di bawah ADMR) dan pilar Adaro Green.

Di antaranya adalah proyek pengembangan pertambangan batu bara metalurgi, proyek pengolahan aluminium dengan kapasitas 500 ktpa di Kaltara Industrial Park, proyek pembangkit listrik tenaga angin dengan kapasitas 70 MW di Kalimantan Selatan, dan pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas 1.375 MW di Kalimantan Utara.

Saat ini, sebut Mahardika, Adaro Energy sedang menunggu tanggapan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap keterbukaan informasi yang diumumkan oleh perseroan pada tanggal 11 September 2024.

Adaro Energy Indonesia (ADRO) akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 18 Oktober 2024 mulai pukul 10.00 WIB di Jakarta.

Adapun pemegang saham yang berhak hadir atau diwakili dalam rapat ditentukan lewat yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham Adaro Energy pada tanggal 25 September 2024.

Mata acara rapat adalah persetujuan atas rencana Adaro Energy Indonesia untuk menjual sebanyak-banyaknya seluruh saham yang dimiliki perseroan pada PT Adaro Andalan Indonesia (dahulu bernama PT Alam Tri Abadi) yang merupakan transaksi material.

Rencana penjualan sebanyak-banyaknya seluruh saham yang dimiliki perseroan pada PT Adaro Andalan Indonesia merupakan suatu transaksi material berdasarkan POJK 17/2020, karena masing-masing total aset, laba bersih, dan pendapatan usaha PT Adaro Andalan Indonesia melebihi 50% dari total aset, laba bersih, dan pendapatan perseroan. Editor: Theresa Sandra Desfika

Sumber: investor.id/market, 2 Oktober 2024