Indonesia Mining Association (IMA) mengungkap potensi terjadinya defisit atau kekurangan pasokan tembaga global pada 2028. Dalam kondisi ini, Indonesia dinilai harus mengakselerasi arah penghiliran tembaga.
Ketua Umum IMA Rachmat Makkasau mengatakan defisit tembaga akan terjadi seiring dengan masifnya transisi energi dunia, sehingga penggunaan komoditas mineral, termasuk tembaga menjadi incaran berbagai negara.
“Kenapa Indonesia menjadi salah satu negara yang dibicarakan, karena kita di Indonesia saat ini memproduksi 3%-5% tembaga dunia,” kata Rachmat di Jakarta, Selasa (4/11/2025).
Dia bercerita, proyeksi defisit tembaga itu juga menjadi pembicaraan dalam London Metal Exchange (LME) Week 2025 beberapa waktu lalu. Dalam agenda tersebut, Indonesia diprediksi akan memproduksi 15% tembaga dunia pada 2032-2035.
Angka tersebut terbilang besar dan menjadi potensi bagi Indonesia untuk menguasai pasar produk tembaga. Namun, dia menyayangkan industrialisasi produk komoditas ini masih minim.
“Kita produksi sekitar 1 juta ton tembaga kita di Indonesia menyerap 200.000-250.000 ton, sisanya ekspor, bayangkan kalau kita di 2033 memproduksi 15% tembaga dan semuanya dieskpor?” ujarnya.
Indonesia saat ini tengah mendorong penghiliran dengan mengatur pelarangan ekspor konsentrat. Untuk itu, dia mendorong pemerintah untuk memberikan stimulus agar proses industrialisasi produk tembaga makin bergairah.
Adapun, produksi konsentrat tembaga mencapai 1 juta ton, sedangkan konsumsi industri domestik hanya sekitar 200.000-250.000 ton dan sisanya di ekspor.
“Ini adalah opportunity yang terbaik buat kita melihat ke depan, transisi energi membutuhkan komoditas-komoditas penting tersebut dan saat ini Indonesia memiliki komoditas-komoditas penting tersebut,” jelasnya.
Lebih lanjut, Rachmat meminta pemerintah untuk melihat potensi dan membuat arah hilirisasi sekaligus memberikan stimulus investasi di bidang industrialisasi tembaga.
“Ini harus dimanfaatkan oleh Indonesia pengusaha dan negara harus memberikan regulasi terbaik untuk meng-absorb produksi-produksi tembaga di negara kita pada masa yang akan datang,” pungkasnya. Editor : Fitri Sartina Dewi
