Ekspor Batu Bara Indonesia Diprediksi Terus Turun dalam 5 Tahun

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa memprediksi terjadinya penurunan drastis untuk jumlah ekspor batu bara Indonesia dalam lima tahun ke depan.

Fabby mengatakan hal ini dipengaruhi tren global saat ini. Negara-negara yang pasar utama batu bara Indonesia mulai melakukan transisi energi, dengan menggunakan sumber energi terbarukan bagi pembangkit listrik mereka.

“Negara-negara seperti Cina, India, dan yang ada di kawasan Asia Tenggara sudah mulai berpindah,” kata Fabby dalam Katadata Sustainability Action for the Future Economy (SAFE) 2025 dengan tema Green for Resilience di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu (10/9).

Pada 2024, Indonesia telah memproduksi 836 juta ton batu bara atau 117% dari target yang ditetapkan sebanyak 710 juta. Dari jumlah produksi tersebut, jumlah batu bara yang diekspor sebanyak 555 juta ton, pemenuhan DMO 233 juta ton, dan stok mencapai 48 juta ton.

Fabby mengatakan, meski penurunan ekspor secara drastis terjadi dalam lima tahun, namun dia memproyeksikan tahun ini jumlah ekspor batu bara juga mulai menyusut. “Saya kira estimasinya kalau sampai akhir tahun ini bisa turun 20-25% dari ekspor (tahun lalu),” ujarnya.

Melihat hal ini, Fabby mengatakan pemerintah seharusnya mengevaluasi penerbitan izin produksi batu bara untuk perusahaan-perusahaan. Menurutnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia harus mulai mengukur ekspor masa depan.

“Jangan terlalu membuat proyeksi (besar) karena itu ada kaitannya dengan penerimaan negara, jangan terlalu bullish. Karena era batu bara itu sudah lewat,” ucapnya.

Nilai Ekspor Turun

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor komoditas batu bara sejak Januari hingga Juli 2025 turun sebesar 21,74% menjadi US$ 13,82 miliar. Padahal, pada periode yang sama di 2024, kinerja ekspor komoditas batu bara ini tercatat sebesar US$ 17,66 miliar.

Dikutip dari Mineral One Data Indonesia (MODI) Kementerian ESDM, realisasi PNBP hingga 26 Agustus 2025 telah mencapai Rp 84,20 triliun atau setara 67,52 persen dari target penerimaan negara yang ditetapkan dalam APBN 2025 sebesar Rp 124,71 triliun.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Tri Winarno memastikan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor minerba dapat tercapai meski nilai ekspor batu bara menurun.

“Kami secara target, per 1 September ini mencapai 70 persen. Jadi, untuk PNBP, insya allah sesuai target sampai pada akhir tahun,” ucap Tri dikutip dari Antara, Rabu (10/9). Editor: Ameidyo Daud Nasution

Sumber:

– 10/09/2025

Temukan Informasi Terkini

Indo Tambangraya (ITMG) Beberkan Strategi Kerek Pendapatan Semester II/2025

baca selengkapnya

Dari Efisiensi hingga Hilirisasi, Analis Beberkan Prospek Antam (ANTM) ke Depan

baca selengkapnya

IPO Freeport Ditunggu Pelaku Pasar

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top