DIREKTUR Utama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam, Nico Kanter mengatakan, emas menjadi kontributor utama pendapatan Antam sepanjang 2024, dengan nilai mencapai Rp57,56 triliun atau melonjak 120% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp26,12 triliun.
Kenaikan ini didorong oleh harga emas dunia yang menguat serta meningkatnya permintaan di pasar domestik.
Volume penjualan emas Antam pun mencatat rekor tertinggi, mencapai 43,74 ton atau tumbuh 68% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 26,13 ton. Seluruh penjualan ini difokuskan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
“Kami bersyukur masyarakat Indonesia terus menjadikan produk logam mulia Antam sebagai pilihan utama dalam berinvestasi emas. Hal ini terlihat dari tingginya angka penjualan yang seluruhnya disalurkan ke pasar domestik,” ujar Nico dalam keterangannya di Jakarta, Senin (19/5/2025).
Untuk mendukung akses masyarakat terhadap produk logam mulia, Antam terus memperluas kanal distribusi melalui platform digital seperti situs resmi www. logammulia.com, marketplace Tokopedia, Shopee, Blibli, TikTok Shop, hingga jaringan Butik Emas di 12 kota besar Indonesia.
Selain emas, segmen nikel juga tetap menjadi penopang pendapatan Antam dengan kontribusi sebesar Rp9,50 triliun atau sekitar 14% dari total pendapatan perusahaan.
Meskipun sempat dihadapkan pada tantangan pasar dan hambatan perizinan di awal tahun, segmen ini tetap menunjukkan performa yang solid.
Dengan kinerja keuangan yang terus meningkat dan kontribusi signifikan terhadap keuangan negara, Antam membuktikan perannya sebagai BUMN strategis dalam mendorong hilirisasi dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Peningkatan Kontribusi ke Negara
Antam mencatatkan peningkatan kontribusi signifikan kepada negara sepanjang 2024 melalui Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), pajak, dan royalti senilai Rp4,8 triliun. Angka ini tumbuh 43% dibandingkan realisasi 2023 sebesar Rp3,36 triliun.
Global Markets Economist Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menyebut, kenaikan kontribusi Antam tak lepas dari tren kenaikan harga komoditas global, terutama emas, serta keberhasilan perusahaan dalam mengimplementasikan hilirisasi.
“Sebagai BUMN, kinerja bisnis yang baik otomatis berdampak pada kontribusi ke negara. Ini menjadi contoh positif bagi BUMN lain yang menjalankan hilirisasi, karena mampu memperkuat APBN,” ujarnya.
Pada tahun buku 2024, Antam membukukan pendapatan sebesar Rp69,19 triliun dengan laba tahun berjalan mencapai Rp3,85 triliun, tumbuh 25% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp3,08 triliun.
Direktur Utama Antam, Nico Kanter menjelaskan, pencapaian ini merupakan hasil dari strategi manajemen yang adaptif terhadap dinamika pasar serta optimalisasi kinerja operasional yang berkelanjutan.
“Antam berhasil menunjukkan daya saing dan resiliensi tinggi di tengah fluktuasi harga komoditas serta perubahan regulasi. Kami tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh dan mencetak kinerja keuangan terbaik sepanjang sejarah perusahaan,” tegas Nico. Editor: Imam Suhartadi
Sumber: https://investor.id/business, 19 Mei 2025