Emiten Batubara Bersiap Hadapi Pengurangan Peran Energi Fosil dalam RPP KEN

SEJUMLAH emiten batubara mulai bersiap menghadapi rencana pengurangan peran energi fosil dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang baru.

Dalam kebijakan ini, penggunaan energi fosil seperti batubara dan minyak bumi akan ditekan mulai 2030.

Sementara bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti hidro, surya, biomassa, panas bumi, biogas, dan bahan bakar nabati akan ditingkatkan.

Strategi Emiten Batubara Menghadapi Transisi Energi:

1. Indo Tambangraya Megah (ITMG) Mulai Kurangi Produksi Batubara

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) telah merancang strategi untuk menekan produksi batu bara dalam jangka panjang.

“Produksi batu bara ITMG akan semakin mengecil memasuki tahun 2030, 2040, dan seterusnya,” ujar Direktur Komunikasi Korporat & Hubungan Investor ITMG, Yulius Gozali, Kamis (6/2).

Selain itu, ITMG juga mulai melakukan diversifikasi bisnis, salah satunya dengan menjajaki peluang di sektor mineral lain, termasuk nikel untuk industri kendaraan listrik (EV).

“Kami menargetkan sebelum 2030 sudah ada 1-2 aset nikel yang diakuisisi,” tambah Yulius, meski belum bisa mengungkapkan detail akuisisi tersebut.

2. Bukit Asam (PTBA) Fokus Hilirisasi Batubara

Sementara itu, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota holding BUMN tambang MIND ID, akan lebih fokus pada hilirisasi batu bara menjadi produk bernilai tambah.

“Kami memperkuat hilirisasi batu bara untuk mengubahnya menjadi synthetic graphite, bahan baku utama baterai kendaraan listrik,” ungkap Corporate Secretary MIND ID, Heri Yusuf.

Meski begitu, PTBA tetap menjadi pemasok utama batu bara domestik, dengan sekitar 60% dari total penjualan ditujukan untuk pasar dalam negeri.

3. United Tractors (UNTR) Masih Menganalisis dampak Kebijakan

PT United Tractors Tbk (UNTR) menyatakan bahwa target dalam RPP KEN bersifat jangka panjang, sehingga masih akan dipelajari lebih lanjut.

“Kami masih akan mempelajari kebijakan ini lebih dalam,” ujar Sekretaris Perusahaan UNTR, Sara K Loebis.

Namun, dalam lima tahun ke depan, anak usaha UNTR, PT Pamapersada Nusantara (PAMA) dan PT Tuah Turangga Agung (TTA), akan tetap fokus pada ekspor batu bara, terutama batu bara dengan kalori menengah hingga tinggi.

“Untuk saat ini, batubara dari konsesi kami lebih banyak untuk ekspor,” tutupnya.

Sumber: industri.kontan.co.id, 6 Februari 2025

Temukan Informasi Terkini

Laba Sepanjang 2024 Naik 46%, Ini Daftar Program Prioritas MIND ID Sepanjang 2025

baca selengkapnya

Selangkah Lagi UKM Dapat Jatah Tambang, Siapa yang Layak?

baca selengkapnya

PT Gag Nikel Masih Belum Beroperasi di Raja Ampat Meski Tidak Dicabut Izinnya

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top