Eramet Mau Investasi Nikel Buat Baterai EV, Gandeng Danantara

PERUSAHAAN asal Prancis, Eramet, menyatakan akan berinvestasi di proyek hilirisasi nikel untuk baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV), dengan menggandeng Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

“Eramet menyatakan keinginan untuk berinvestasi lebih lanjut di Indonesia dengan mitra lokal pada sektor critical minerals. Eramet juga berkeinginan mencari peluang investasi, terutama di hilirisasi dengan BPI Danantara,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto keterangan resmi, Selasa (4/3/2025).

Airlangga mengatakan Eramet telah beberapa kali menyampaikan komitmennya kepada pemerintah Indonesia untuk mendukung hilirisasi nikel dan memproduksi baterai EV, khususnya di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara. 

Dalam kaitan itu, pemerintah Indonesia menyambut baik usulan tersebut guna mendukung percepatan transisi energi di Indonesia.

“Untuk menjamin komitmen industri hijau tersebut, lokasi industri dimaksud nantinya dapat ditempatkan berdekatan dengan sumber energi hidro guna menjamin penggunaan energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujar Airlangga.

Airlangga menegaskan komitmen antara Indonesia dan Eramet dapat membangun kemitraan yang kuat dalam mempercepat transformasi industri hijau Indonesia dan mendukung rantai pasok global.

“Kemitraan Indonesia dan Eramet memiliki potensi besar untuk mendorong inovasi, memperkuat industri nikel dan baterai kendaraan listrik, serta memberikan manfaat jangka panjang bagi kedua pihak,” ucap Airlangga.

Informasi Cadangan

CEO Eramet Christel Bories menyampaikan saat ini Eramet masih memerlukan informasi mengenai ketersediaan bahan baku yang diperlukan untuk pelaksanaan produksi di Indonesia.

Sebagai tindak lanjut, Airlangga dan Christel Bories menyepakati perlunya penyusunan peta jalan dan estimasi kapasitas produksi. Hal tersebut akan dijadikan pertimbangan pemerintah Indonesia dalam pemberian dukungan kepada Eramet sebagai upaya pengembangan ekosistem nikel di Indonesia.

Direktur Eramet Indonesia Bruno Faour sebelumnya pernah mengatakan Eramet telah memutuskan untuk mencoba mematuhi standar Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA), yang dikenal sebagai standar yang paling tinggi dalam aktivitas pertambangan di dunia.  

Pada Juli tahun lalu, Eramet tengah dalam proses untuk mematuhi IRMA untuk pertambangan PT Weda Bay Nickel, yang merupakan perusahaan patungan antara Eramet, Tsingshan Group, dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) atau Antam.

“Jadi, dengan adanya kemauan dari pemerintah, ditambah komitmen dari beberapa pemain besar seperti Eramet, saya kira ini membuat saya optimistis terhadap kemampuan Indonesia untuk menjawab tantangan ini,” kata Faour dalam wawancara bersama Bloomberg Technoz. (mfd/wdh)

Sumber: bloombergtechnoz.com, 4 Maret 2025

Temukan Informasi Terkini

Laba Bersih Anjlok 32%, Kinerja Vale Tertekan Harga Nikel

baca selengkapnya

Laba Sepanjang 2024 Naik 46%, Ini Daftar Program Prioritas MIND ID Sepanjang 2025

baca selengkapnya

Selangkah Lagi UKM Dapat Jatah Tambang, Siapa yang Layak?

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top