ESDM Sebut Langkah Filipina Setop Ekspor Nikel Picu Persaingan Investasi

/5/2025).

Kendati demikian, dia mengatakan Indonesia lebih unggul dalam menarik investasi hilirisasi nikel. Keunggulan itu seperti infrastruktur hilirisasi yang sudah lebih dulu terbentuk serta cadangan nikel yang besar. Namun, pihaknya tetap berupaya meningkatkan daya saing.

“Pemerintah juga terus berupaya meningkatkan daya saing, terutama dalam hal kepastian hukum, insentif investasi, dan efisiensi birokrasi agar tetap menjadi tujuan utama investor global di industri nikel,” ucap Siti.

Di sisi lain, dia menilai langkah Filipina yang berencana menghentikan ekspor bijih nikel mulai Juni mendatang mencerminkan tren global menuju peningkatan nilai tambah komoditas tambang di dalam negeri.

Menurut Situ, sebagai negara yang telah lebih dahulu menerapkan kebijakan hilirisasi sejak 2014, Indonesia melihat bahwa langkah Filipina merupakan bentuk pengakuan atas keberhasilan RI. Ini khususnya dalam membangun ekosistem industri pengolahan dan pemurnian (smelter).

“Ini menjadi sinyal positif bahwa negara-negara produsen nikel mulai fokus pada keberlanjutan industri dan kedaulatan sumber daya,” tutur Siti.

Seperti diketahui, Filipina merupakan pemasok bijih nikel terbesar kedua di dunia dengan sebagian besar pengirimannya ditujukan ke pasar utama China. Pemerintah negara itu telah mendorong para penambang untuk berinvestasi dalam fasilitas pemrosesan alih-alih hanya mengirimkan bijih mentah.

Upaya ini diharapkan meniru keberhasilan pemasok nikel nomor satu, yakni Indonesia dalam meningkatkan pendapatan pertambangan.

Larangan ekspor bijih nikel oleh Indonesia pada 2020, mendorong nilai ekspor nikelnya dari US$3 miliar menjadi US$30 miliar dalam 2 tahun. Hal ini terjadi karena perusahaan-perusahaan China membangun smelter di Indonesia.

Menurut Presiden Senat Filipina Francis Escudero mengatakan, Filipina dapat mengikuti jejak Indonesia, sebagai contoh negara kaya sumber daya yang mendorong nilai lebih dari mineralnya.

“Dari segi mineral, Filipina adalah negara kaya yang berpura-pura miskin,” katanya beberapa waktu lalu. Editor : Aprianus Doni Tolok

Sumber: https://ekonomi.bisnis.com, 12 Mei 2025

Temukan Informasi Terkini

Laba Sepanjang 2024 Naik 46%, Ini Daftar Program Prioritas MIND ID Sepanjang 2025

baca selengkapnya

Selangkah Lagi UKM Dapat Jatah Tambang, Siapa yang Layak?

baca selengkapnya

PT Gag Nikel Masih Belum Beroperasi di Raja Ampat Meski Tidak Dicabut Izinnya

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top