ESG, Tantangan Baru Dunia Tambang

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan pemahaman perusahaan pertambangan terkait penerapan prinsip-prinsip environment, social, and governance (ESG) masih sangat minim.

Sekretaris Ditjen Minerba Kementerian ESDM Siti Sumilah Rita Susilawati mengungkapkan, dari sekitar 4.500 pemegang izin usaha pertambangan (IUP), kurang dari 10% yang memahami ESG.

“Sebagai gambaran kita punya 4.500 izin usaha pertambangan, barangkali yang memahami aspek ESG itu kurang dari 10% yang besar-besar, sisanya adalah izin usaha pertambangan yang kecil-kecil yang bahkan nggak paham gitu, itu tantangan kita,” kata Siti di Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Menurut Siti, penerapan prinsip-prinsip ESG pada pertambangan minerba dibutuhkan untuk pengendalian dampak pada lingkungan dan sosial. Penerapan ESG merupakan salah satu tantangan dan peluang untuk keberlanjutan usaha dan meningkatkan daya saing.

Sementara itu, Sekretaris Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) Meidy Katrin Lengkey menyarankan pemerintah membuat payung hukum penerapan ESG pada perusahan tambang. Menurutnya, regulasi dibutuhkan agar perusahaan terpacu dan wajib menjalankan ESG.

“Karena ESG ini harus diatur diregulasi. Karena kenapa? Berbicara punishment, berbicara sanksi, dan berbicara kewajiban. Jadi kita sedang beri masukan ke pemerintah, mudah-mudahan bisa selesai,” ujarnya. Editor: Rangga

Sumber:

– 14/10/2025

Temukan Informasi Terkini

Berita Harian, Rabu, 15 Oktober 2025

baca selengkapnya

Asosiasi Tambang Minta Pertimbangkan Penggunaan B50, ESDM: Bukan Masalah Teknis

baca selengkapnya

Ekspor Batu Bara Januari-Agustus 2025 Anjlok 20,99%

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top