Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, pihaknya belum menerima pengajuan izin ekspor konsentrat tembaga dari PT Freeport Indonesia (PTFI). Bahlil menilai, tidak adanya permohonan ini merupakan sinyal positif bahwa operasional perusahaan sudah berjalan baik.
“Sampai dengan hari ini tidak ada pengajuan… Dan kalau tidak ada pengajuan, saya anggap semuanya (kegiatan operasional) sudah baik,” ujar Bahlil di kantor Kementerian ESDM, Jumat (29/8/2025).
Pernyataan Bahlil ini merespons kekhawatiran terkait kebijakan relaksasi ekspor konsentrat tembaga untuk PTFI yang akan berakhir pada September 2025. Sebelumnya, pemerintah mendorong PTFI untuk tidak lagi mengekspor konsentrat tembaga dan memprosesnya di dalam negeri, sejalan dengan pembangunan smelter baru di Gresik, Jawa Timur.
Namun, fasilitas smelter tersebut sempat mengalami insiden kebakaran pada Oktober 2024, yang mengganggu jadwal operasionalnya dan menyebabkan penumpukan konsentrat.
Berdasarkan hasil audit, insiden tersebut merupakan kecelakaan murni. Atas dasar itu, pemerintah kembali menerbitkan izin ekspor sementara kepada PTFI, dengan syarat smelter dapat dioperasikan kembali pada September 2025.
Selain itu, beberapa waktu lalu juga terdapat kendala pada pabrik oksigen di smelter yang dikelola PT Smelting, yang mengakibatkan terhambatnya proses pengolahan 100.000 ton konsentrat tembaga.
Oleh karena itu, Bahlil menilai tidak adanya pengajuan izin ekspor baru dari PTFI mengindikasikan bahwa perusahaan kini mampu mengolah konsentratnya di dalam negeri, sejalan dengan komitmen pemerintah. Editor: Prisma Ardianto
