Freeport Indonesia Buka Peluang Ambil Konsentrat Emas dari Amman Mineral

Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengungkap adanya potensi perusahaan yang dipimpinannya mengambil konsentrat tembaga dari tambang lain.

Hal ini menyusul adanya insiden longsor pada tambang Grasberg Block Cave (GBC) yang berada di Kabupaten Mimika, Papua Tengah pada 8 September 2025 lalu.

“Itu sedang kita evaluasi ya, kemungkinan itu ada (mengambil konsentrat dari tambang lain). Tapi kita sedang evaluasi mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa mulai beroperasi, walaupun belum beroperasi penuh ya,” ungkap Tony saat ditemui di agenda CEO Connect di Jakarta, Selasa (21/10/2022).

Tony juga bilang, saat ini produksi tambang PTFI sudah  dihentikan sementara. Kurang lebih sudah sekitar satu bulan, imbas dari insiden longsor tersebut.

Hal ini diakuinya menghambat penjualan emas kepada Aneka Tambang Tbk (Antam), apalagi Freeport Indonesia sudah memiliki kontrak perjanjian jual beli emas batangan.

“Saat ini realisasi dengan Antam kalau nggak salah sekitar, kita produksi baru 12 ton (emas) produksinya kemudian berhenti dulu karena ada insiden lumpur basah itu, sudah sebulan lebih yang mana produksi emasnya juga akan berhenti,” tambahnya.

Dia bilang dalam realisasinya, dari 12 ton emas yang diproduksi, 6 ton telah diserap oleh Antam.

Lebih lanjut, saat ditanyai detail tambang tembaga mana yang akan diambil konsentratnya sembari menunggu perbaikan di GBC, Tony bilang ada potensi mengambil konsentrat dari PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).

Dia menjabarkan, hanya ada dua perusahaan di Indonesia yang saat ini dapat memproduksi konsentrat tembaga.

“Yang produksi konsentrat di Indonesia ada berapa perusahaan?” tanya dia.

Untuk diketahui Amman Mineral memiliki tambang tembaga di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Dengan kapasitas produksi konsentrat tembaga mencapai 900.000 ton per tahun. Meski begitu, Tony menyebut, pihaknya masih dalam tahap evaluasi, sebelum keputusan lanjutan.

“Kita belum tahu, masih dievaluasi, tapi mungkin saja. Sebagai salah satu alternatif ya, tapi kita belum memutuskan apa-apa, karena masih dievaluasi,” tutup Tony.

Asal tahu saja, insiden di GBC menyebabkan produksi tambang Freeport Indonesia berhenti, otomatis proses pemurnian tembaga di smelter Gresik, Jawa Timur juga terhambat karena kurangnya bahan baku.

Sebelumnya, dalam catatan Kontan, Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tri Winarno mengatakan, berhentinya produksi di GBC akan memangkas produksi Freeport hingga 70%.

“Sementara ini produksi berhenti di GBC. (Kapasitas produksi) turun, mungkin cuma (beroperasi) 30 persennya,” kata Tri ditemui di Kompleks DPR RI, Senin (15/9/2025).

Mengacu data Freeport, rata-rata produksi bijih pada 2024 mencapai 208.356 ton per hari. Dari total tersebut, GBC berkontribusi sekitar 133.800 ton per hari atau 64% dari kapasitas keseluruhan.

Sementara tambang bawah tanah lainnya, yakni Deep Mill Level Zone (DMLZ) dan Big Gossan, masing-masing menghasilkan 64.900 ton dan 8.000 ton per hari.

Sumber:

– 21/10/2025

Temukan Informasi Terkini

Berita Harian, Kamis, 23 Oktober 2025

baca selengkapnya

Kementerian ESDM: Baru 800 Perusahaan Tambang yang Mengajukan Ulang RKAB 2026

baca selengkapnya

Usai Freeport, Giliran Amman Berpeluang Dapat Relaksasi Ekspor Konsentrat

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top