PT Freeport Indonesia (PTFI) tengah mengkaji kemungkinan pembelian konsentrat tembaga dari PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).
VP Corporate Communications Freeport Katri Krisnati menjelaskan kajian itu mencakup aspek teknis, operasional, keekonomian, serta kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku.
“Freeport saat ini tengah melakukan evaluasi terkait opsi pengambilan konsentrat tembaga dari Amman,” kata Katri kepada Bloomberg Technoz, Rabu (19/11/2025).
Lebih lanjut, Katri menambahkan revisi rencana kerja anggaran dan biaya (RKAB) 2026 masih dalam proses pembahasan dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Terkait RKAB, kami sedang berproses dengan Kementerian ESDM,” tuturnya.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahli Lahadalia mendorong PT Freeport Indonesia untuk membeli konsentrat tembaga dari AMMN.
Belakangan, Freeport melaporkan keterbatasan bahan baku untuk menjalankan operasi smelter di Manyar, Gresik lantaran pasokan konsentrat tembaga yang terhenti dari tambang Grasberg, Papua.
Bahlil menuturkan telah bertemu dengan Presiden Direktur PTFI Tony Wenas ihwal rencana pembelian konsentrat dari AMMN tersebut. Bahlil meminta Tony untuk melanjutkan negosiasi bisnis ke bisnis (B2B) dengan AMMN.
“Pak Tony kemarin kan ketemu sama saya, saya minta untuk Amman dan Freeport melakukan komunikasi B2B agar material mereka bisa dibeli oleh Freeport untuk diolah di smelter Freeport dengan harga keekonomian,” kata Bahlil kepada awak media di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (14/11/2025).
“Artinya itu persoalan B2B. Pemerintah itu hanya regulator, urusan B2B-nya jangan,” ungkap dia.
Sebelumnya, AMMN mendapat relaksasi ekspor konsentrat tembaga sebanyak 480.000 metrik ton kering (dmt) dari Kementerian ESDM. Relaksasi ekspor itu berlaku mulai 31 Oktober 2025 sampai April 2026.
Bahlil menjelaskan pemberian rekomendasi ekspor konsentrat dilakukan gegara smelter AMMN dalam keadaan kahar. Menurut Bahlil, kondisi kahar terjadi sebelum adanya kecelakaan di tambang bawah tanah Freeport.
AMMN menargetkan produksi tahun 2025 sebesar 430.000 dmt konsentrat tembaga dengan kandungan sekitar 228 juta pon tembaga dan 90.000 ons emas.
Target ini telah mempertimbangkan produksi dari stockpile serta bijih segar berkadar rendah dari lingkar luar fase 8.
Perusahaan juga menyebut memiliki persediaan (inventory) sebesar 190.000 dmt akhir tahun 2024. Hingga 30 September 2025, produksi konsentrat mencapai 310.143 dmt, di mana 273.506 dmt telah diumpankan ke fasilitas smelter.
Total inventory konsentrat di fasilitas penyimpanan AMMN per akhir September 2025 sebesar 226.637 dmt.
Presiden Direktur PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) Rachmat Makkasau mengatakan perseroannya terbuka untuk menjual konsentrat ke manapun, termasuk ke PTFI.
Akan tetapi, Rachmat berharap kontrak jual–beli yang diteken dapat menguntungkan kedua belah pihak.
“Kita terbuka untuk melakukan penjualan ke siapa saja yang tentunya memberikan benefit untuk kedua-dua pihak,” kata Rachmat usai acara CEO Forum 2025, dikutip Rabu (5/11/2025).
Insiden longsoran lumpur tambang bawah tanah di Grasberg Block Cave (GBC) membuat pasokan konsentrat tembaga ke smelter PTFI di kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur terhenti.
Adapun, operasi tambang Grasberg ditangguhkan sejak insiden longsor di GBC itu dilaporkan awal September 2025.
“Sekarang operasionalnya [smelter] bisa dikatakan berhenti karena konsentratnya enggak ada,” kata Presiden Direktur PTFI Tony Wenas di Jakarta, Sabtu (11/10/2025). (azr/naw)
