DIREKTUR Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tri Winarno menyoroti pentingnya pembentukan dana khusus eksplorasi tambang guna mendukung peningkatan cadangan mineral dan batu bara (minerba) nasional. Hal tersebut ia ungkapkan dalam RDP bersama Komisi XII DPR RI, dikutip Kamis (08/05/2025).
Menurutnya, Indonesia hingga kini belum memiliki anggaran eksplorasi yang dialokasikan secara spesifik oleh negara. Padahal, sejumlah negara telah terlebih dahulu menerapkan kebijakan ini.
“Terutama negara-negara maju, itu mereka menganggarkan biaya untuk eksplorasi, Pak, di negaranya. Termasuk Mesir,” ujar Tri.
Ia mencontohkan Mesir, yang melalui alokasi dana eksplorasi berhasil meningkatkan nilai kekayaan sumber daya alamnya dari US$ 1,5 miliar menjadi US$ 3,5 miliar. Tri menilai pendekatan seperti ini dapat menjadi referensi bagi Indonesia untuk memperkuat cadangan minerba dalam negeri.
“Kita mengharap ada tambahan, tetapi kita sendiri tidak mengeluarkan kapital untuk itu. Kita ini, jujur saja, Pak, kalau misalnya terkait dengan eksplorasi, mestinya kita melakukan beberapa eksplorasi yang terutama pada daerah-daerah greenfield untuk apa sebetulnya? Untuk misalnya pencadangan negara,” jelasnya.
Selama ini, pemerintah mengandalkan data eksplorasi yang disampaikan oleh perusahaan tambang dalam dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB). Tri menambahkan bahwa ke depan, RKAB akan lebih difokuskan untuk mengevaluasi realisasi dana eksplorasi yang dijanjikan oleh pelaku usaha.
“Untuk di RKAB, kami ini untuk tahun 2025, ini RKAB akan mengejar untuk dana eksplorasi mereka yang dijanjikan di RKAB. Nambah atau enggak cadangannya terhadap itu,” katanya.
Sumber: https://listrikindonesia.com, 8 Mei 2025