Harga batu bara turun pada perdagangan akhir pekan lalu. Namun harga si batu hitam mampu menguat secara mingguan.
Pada Jumat (7/11.2025), harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan mendatang ditutup di US$ 110,45/ton. Melemah 0,18% dibandingkan hari sebelumnya.
Meski demikian, harga batu bara menghijau secara mingguan. Sepanjang pekan lalu, harga naik 1,1% secara point-to-point.
Akan tetapi, harga batu bara masih jatuh 11,82% sepanjang tahun ini (year-to-date). Dalam setahun terakhir, harga ambruk 22,95%.
Kelebihan pasokan menjadi sentimen utama pemberat harga batu bara. Di China, pasokan yang membludak membuat impor komoditas ini turun.
Bloomberg News memberitakan, impor batu bara China pada Oktober tercatat 41,7 juta ton. Ini menjadi yang terendah dalam tiga bulan terakhir.
Dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year), impor batu bara China ambrol 11%. Tingginya produksi dan pasokan dalam negeri menjadi penyebabnya.
Analisis Teknikal
Lantas bagaimana proyeksi harga batu bara untuk pekan ini? Apakah bisa naik lagi atau malah jatuh terkoreksi?
Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), batu bara berada di zona bullish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 56. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Akan tetapi, indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 89. Di atas 80 yang berarti tergolong jenuh beli (overbought).
Untuk perdagangan minggu ini, ada risiko harga batu bara bisa turun. Target support terdekat ada di kisaran US$ 108-107/ton. Jika tertembus, maka rentang US$ 105-104/ton bisa menjadi target berikutnya.
Adapun target resisten terdekat ada di level US$ 113-116/ton. Penembusan di situ bisa mengangkat harga batu bara ke arah US$ 122-123/ton. (aji)
