Harga Bijih Besi Tembus US$107 per Ton Didorong Permintaan China

Bloomberg, Harga bijih besi naik untuk 6 hari berturut-turut dan menuju penutupan tertinggi lebih dari 6 bulan seiring dengan ekspektasi permintaan dari China yang kembali menguat.

Kontrak berjangka bahan baku baja itu sempat menembus US$107 per ton, level intraday tertinggi sejak akhir Februari ketika harga melonjak akibat penutupan tambang besar di Australia, sebelum memangkas sebagian kenaikan. Komoditas ini berada di jalur kenaikan terpanjang sejak Januari.

“Permintaan hilir pulih signifikan setelah parade militer, memperkuat kebutuhan restocking inventori di puncak musim dan menopang harga sektor,” tulis analis CITIC Securities Co. dalam catatan riset.

Mereka menambahkan, pasar juga terdorong oleh harapan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS.

China menggelar parade militer satu dekade sekali awal bulan ini untuk memperlihatkan persenjataan baru sekaligus menegaskan pengaruh diplomatik Beijing yang kian besar.

Parade tersebut menandai 80 tahun kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Sejumlah pabrik baja di utara China bahkan diminta memangkas produksi guna mengurangi polusi selama acara berlangsung.

Harga bijih besi juga mendapat dorongan dari laporan Rio Tinto Group yang menghadapi tekanan dari pemerintah Guinea untuk menanamkan investasi di sektor hilir baja di dekat tambang bijih besi raksasanya, Simandou.

Menurut Australian Financial Review, langkah ini menjadi sinyal bahwa pemerintah mulai menekan perusahaan yang lebih fokus mengekspor bahan mentah.

“Kami berkomitmen bekerja sama dengan mitra industri dan pemerintah dalam studi kelayakan pembangunan pabrik pelet, untuk memahami kelayakan dan opsi yang tersedia,” kata juru bicara Rio Tinto melalui email.

“Saat ini, fokus kami adalah memastikan pengiriman perdana dari Simandou.”

Kontrak berjangka bijih besi di Singapura naik 1,5% menjadi US$107 per ton pada pukul 11:35 waktu setempat. Kontrak berdenominasi yuan di Dalian mencapai level tertinggi sejak Juli, sementara kontrak baja di Shanghai juga ikut menguat.

Di pasar logam dasar, tembaga naik 0,2% menjadi US$9.930 per ton di London Metal Exchange. Aluminium bertambah 0,1% setelah mencatatkan kenaikan terbesar dalam dua pekan, didorong lonjakan permintaan dari gudang LME. (bbn)

Sumber:

– 09/09/2025

Temukan Informasi Terkini

Asosiasi Bauksit Surati Menteri Bahlil, Kritik Perubahan Harga Patokan Mineral

baca selengkapnya

Freeport Hentikan Sementara Operasi Tambang Bawah Tanah Grasberg Blok Cave

baca selengkapnya

Akhir Tahun Jadi Momentum Penting Emiten Batu Bara untuk Rebound

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top