PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) alias Antam terus memperkuat strategi omnichannel untuk memanfaatkan tren kenaikan harga emas. Harga emas Antam sempat beberapa kali mencetak rekor tertinggi baru.
Corporate Secretary Division Head Antam Wisnu Danandi Haryanto menjelaskan animo masyarakat terhadap emas Antam masih sangat tinggi di tengah harga emas yang terus meningkat.
Wisnu bilang tren tersebut sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berinvestasi dan sifat lindung nilai yang dimiliki emas logam mulia. Ini menjadikan emas sebagai instrumen investasi pilihan di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik.
“Di tengah dinamika supply demand emas yang meningkat, kami berupaya pengelolaan pasokan dan distribusi secara hati-hati agar produk tetap dapat tersedia secara bertahap di seluruh kanal penjualan,” katanya kepada KONTAN, Jumat (17/10/2025)..
Untuk memaksimalkan tren yang ada, Antam memaksimalkan strategi omnichannel. Wisnu menyebut proporsi transaksi emas secara online terus meningkat dari tahun ke tahun, seiring dengan meningkatkan literasi dan kepercayaan masyarakat.
“Namun kanal fisik tetap menjadi pilihan penting, terutama bagi konsumen yang mengutamakan pengalaman tatap muka, edukasi langsung, maupun kebutuhan pembelian dalam jumlah besar,” ucapnya.
Wisnu bilang dengan pendekatan omnichannel ini, Antam memastikan setiap kanal, baik fisik maupun digital dan berjalan selaras untuk memenuhi preferensi konsumen yang semakin beragam.
“Kami percaya integrasi lintas kanal inilah yang akan memperkuat kepercayaan pelanggan dan memberikan pengalaman terbaik dalam berinvestasi emas,” kata dia.
Research Analyst Verdhana Sekuritas Indonesia Michael Wildon Ng menilai kenaikan harga emas global memberikan momentum revaluasi bagi emiten emas Indonesia karena berada pada titik awal siklus pertumbuhan baru.
Dalam hitungannya, sektor tambang emas Indonesia mampu mencatat rata-rata pertumbuhan laba (CAGR) sebesar 45% dalam periode 2026–2029. Ini seiring kenaikan produksi dan ekspansi tambang bawah tanah yang mulai beroperasi.
“Total shareholder return (TSR) sektor ini berpotensi mencapai 45% pada 2026, terutama karena pertumbuhan laba yang solid,” tulisnya riset tertanggal 14 Oktober 2025.
Sementara itu, JP Morgan Sekuritas menyematkan rekomendasi overweight pada saham ANTM dengan target harga di Rp 3.700.
Pada akhir perdagangan Senin (20/10/2025), ANTM berada di level Rp 3.270 per saham.
Equity Research Analyst JP Morgan Indonesia Benny Kurniawan menilai koreksi harga saham ini justru menjadi titik masuk yang menarik. Dia memperkirakan volume penjualan emas akan pulih tahun depan.
“Kami juga melihat peluang bagi ANTM untuk sementara waktu melanjutkan impor emas, meskipun belum kami masukkan ke dalam skenario dasar,” tulis Benny dalam riset tertanggal 25 September 2025.
Dus, JP Morgan merekomendasikan investor untuk memanfaatkan momentum ini untuk akumulasi saham. Menurutnya, valuasi ANTM masih menarik di level 9,2 kali P/E tahun buku 2026.