Harga perak dunia kembali menguat hingga mencetak rekor tertinggi baru, dengan menembus level US$ 70 per troy ons menjelang akhir 2025.
Dipantau dari laman Kitco, Rabu (24/12/2025) harga perak menguat 1,07% ke level Rp 72,18 per troy ons saat berita ini ditulis.
Analis di Heraeus menilai bahwa perak diuntungkan oleh permintaan industri dan investasi yang kuat selama tahun 2025, bersamaan dengan kekhawatiran tarif AS yang mengganggu pasokan fisik hingga mendorong harga naik lebih dari 120% tahun ini.
Para analis juga memperkirakan harga perak yang tinggi akan mendorong tingkat daur ulang.
“Bahkan jika harga perak turun dari level saat ini, harga rata-rata pada tahun 2026 kemungkinan akan lebih tinggi daripada tahun 2025 dan harga yang lebih tinggi cenderung mendorong daur ulang yang lebih besar,” ungkap para analis di Heraeus.
Heraeus mencatat, sebagian besar perak diproduksi sebagai produk sampingan di tambang emas, tembaga, dan timbal/seng. Produksi tambang untuk masing-masing logam ini diperkirakan akan meningkat secara moderat pada tahun 2026, menunjukkan bahwa produksi perak juga diperkirakan akan meningkat.
“Pertumbuhan permintaan perak pada tahun 2026 dapat bergantung pada investasi, dengan penurunan yang diantisipasi dalam permintaan peralatan makan perak, perhiasan, fotografi dan fotovoltaik, serta permintaan industri yang lesu,” demikian prediksi Heraeus
Meskipun demikian, Heraeus juga mengatakan, minat investasi yang kuat pada perak bukanlah hal yang pasti karena telah bervariasi pada tahun 2025.
“Kenaikan harga berdampak negatif pada penjualan koin, yang harganya lebih tinggi daripada batangan dan dibeli baik untuk koleksi maupun investasi. Permintaan batangan bervariasi tergantung pada negara, dengan investor ritel di India, khususnya, dengan antusias membeli saat harga naik,” jelasnya. Editor: Natasha Khairunisa
