PT Freeport Indonesia (PTFI) akan mengurangi produksi emas tambang Grasberg pada 2026, menyusul insiden pada September 2025 yang menewaskan tujuh pekerja.
Dikutip dari Mining.com, Selasa (25/11/2025), CEO Freeport Indonesia, Tony Wenas mengungkapkan bahwa perseroan kini menargetkan produksi emasnya mencapai 26 ton pada 2026.
Angka tersebut turun dari target produksi sebelumnya sebesar 45 ton emas. PTFI juga mengubah target produksi katoda tembaga menjadi 478.000 metrik ton.
“Kami terus melakukan pemulihan di Grasberg Block Cave dengan target mulai mengoperasikan tambang ini pada kuartal pertama tahun 2026,” ujar Wenas.
GBC diperkirakan akan pulih sepenuhnya pada tahun 2027, ungkapnya.
PTFI juga memperkirakan penjualan akan mencapai US$ 8,3 miliar tahun depan, sedikit turun dari ekspektasi sebelumnya sebesar US$ 8,5 miliar, karena perusahaan mengantisipasi harga tembaga dan emas yang semakin tinggi.
Adapun untuk tahun 2025, PTFI memperkirakan akan mencatat penjualan emas sebesar 33 ton dan logam tembaga sebesar 537.000 ton.
Wenas juga mengungkapkan bahwa perseroan telah mengadakan pembicaraan dengan perusahaan tambang Amman Mineral Internasional mengenai kemungkinan kesepakatan pasokan konsentrat tembaga untuk smelter Freeport, tetapi belum ada kesepakatan yang tercapai.
Dengan kapasitas produksi tambangnya yang terbatas saat ini, PTFI hanya dapat memasok konsentrat ke kilang yang dioperasikan oleh PT Smelting, sementara smelter Manyar miliknya tidak beroperasi. Editor: Natasha Khairunisa Amani
