Harga batu bara turun pada perdagangan akhir pekan lalu. Harga si batu hitam pun melemah sepanjang minggu.
Pada Jumat (8/8/2025), harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan mendatang ditutup di US$ 113,2/ton. Terpangkas 0,48% dibandingkan hari sebelumnya.
Sepanjang pekan lalu, harga batu bara tercatat melemah 1,48% secara point-to-point.
Harga batu bara mengendur setelah sempat mengalami reli. Harga komoditas ini berada di titik tertinggi dalam hampir 6 bulan terakhir pada 28 Juli lalu.
Sejak puncak tersebut hingga akhir pekan lalu, harga sudah terpeleset 2,03%.
Bayangan akan melimpahnya pasokan kembali menghantui benak pelaku pasar. Pada Juni, produksi batu bara China naik 3,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Untuk 2025, China menargetkan produksi naik 1,5% menjadi 4,82 miliar ton. Jika terwujud, maka Ini akan menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Sedangkan permintaan masih lemah. Produksi listrik dari energi fosil di China pada kuartal I-2025 turun 4,7% secara tahunan.
Analisis Teknikal
Lantas bagaimana ‘ramalan’ harga batu bara untuk pekan ini? Apakah bisa bangkit atau justru kian terjepit?
Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), batu bara masih bertahan di zona bullish. Tercermin dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 62. RSI di atas 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Namun indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 100. Paling tinggi, sangat jenuh beli (overbought).
Dengan begitu, harga batu bara kemungkinan bisa turun lagi minggu ini. Target support terdekat adalah US$ 111/ton yang merupakan Moving Average (MA) 5.
Jika tertembus, maka support selanjutnya ada di kisaran US$ 108-102/ton.
Adapun target resisten terdekat adalah US$ 118/ton. Penembusan di titik ini berpotensi membuat harga batu bara melesat dengan target paling optimistis di US$ 127/ton. (aji)