Kekurangan Stok, Antam Klaim Serap Emas dari Penambang Lokal

PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam mengklaim berupaya memenuhi stok emas perusahaan dengan mendiversifikasi sumber pasokan bahan baku dari produksi tambang emas perseroan hingga melakukan kerja sama jual-beli emas dari penambang dalam negeri.

Corporate Secretary Division Head Antam Wisnu Danandi Haryanto menjelaskan emas yang dibeli dari penambang domestik tersebut akan dimurnikan di fasilitas unit bisnis pengolahan dan pemurnian logam mulia Antam.

Langkah antisipatif tersebut juga dilakukan perusahaan sembari menunggu finalisasi rencana pemerintah menerapkan domestic market obligation (DMO) komoditas emas. Kebijakan itu, diwacanakan pemerintah demi menutup kekurangan pasokan emas Antam sebesar 30 ton per tahun.

Adapun, Antam sebenarnya telah memiliki perjanjian pembelian 30 ton emas per tahun dari PT Freeport Indonesia (PTFI). Akan tetapi, tambang dan smelter Freeport sedang tidak beroperasi pascalongsor di Grasberg Block Cave (GBC) beberapa waktu lalu.

“Antam telah menyiapkan langkah antisipatif melalui diversifikasi sumber pasokan bahan baku, baik dari produksi tambang emas Antam sendiri maupun melalui kerja sama dengan sejumlah mitra penambang domestik,” kata Wisnu kepada Bloomberg Technoz, Kamis (23/10/2025).

Optimalkan Buyback

Wisnu menyatakan perseroan akan terus mengoptimalkan program pembelian kembali atau buyback emas Antam dari masyarakat. Dia menyebut program tersebut turut membantu menjaga keseimbangan pasokan bahan baku di tengah dinamika yang terjadi.

Di sisi lain, Wisnu menegaskan perseroan terus mencermati perkembangan rencana penerapan DMO emas. Dia menyatakan, Antam mendukung program tersebut demi menjaga pasokan emas dari sumber domestik.

“Antam pada prinsipnya mendukung penuh upaya pemerintah dalam memperkuat pasokan emas dari sumber domestik agar ketersediaan produk emas di dalam negeri tetap terjaga,” ungkap dia.

Rencana penerapan DMO emas tengah dikaji oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Dirjen Mineral dan Batu Bara (Minerba) Tri Winarno menyebutkan kebijakan ini dapat bersifat sementara, terutama selama produksi Freeport belum pulih pasca insiden longsor di area tambang GBC.

Dia menjelaskan Antam sebenarnya telah memiliki perjanjian pembelian 30 ton emas per tahun dari Freeport untuk memenuhi kebutuhan normal.

Namun, dengan terganggunya pasokan dari tambang tersebut, Antam masih harus menutup kekurangannya dengan impor dari Singapura dan Australia.

Impor emas Antam tercatat mencapai sekitar 30 ton per tahun, sedangkan kapasitas produksinya hanya sekitar 1 ton dari tambang Pongkor. Menurut catatan Antam, kebutuhan emas masyarakat mencapai 37 ton pada 2024 dan terus naik ke level 43 ton tahun ini.

Kondisi ini menjadi dasar pemerintah mempertimbangkan kebijakan DMO untuk menekan impor dan memperkuat pasokan emas domestik.

Tri mengatakan, kebijakan DMO harus dirancang agar tidak menimbulkan penumpukan stok di dalam negeri, sekaligus menjaga stabilitas industri.

Pemerintah juga tengah menyiapkan evaluasi terhadap kebijakan ekspor Antam, termasuk mekanisme pajak ekspor-impor untuk mengurangi ketergantungan pada emas impor. (azr/wdh)

Sumber:

– 23/10/2025

Temukan Informasi Terkini

Berita Harian, Jumat, 24 Oktober 2025

baca selengkapnya

Izin Ekspor Kosentrat Amman Belum Terbit, Kemendag Tunggu Restu ESDM

baca selengkapnya

ESDM Pertimbangkan Kepatuhan Pajak Jadi Syarat Persetujuan RKAB, Ini Kata Penambang

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top