Kiamat Batu Bara Makin Nyata, Harga Jeblok ke Level Terendah 3,5 Tahun

HARGA batu bara terus mengalami penurunan sejalan dengan melemahnya permintaan dari China dan India.

Dilansir dari Refinitiv, harga batu bara pada 10 Februari 2025 tercatat sebesar US$108,75/ton atau turun 1,81% dibandingkan penutupan perdagangan 07 Februari 2025 yang sebesar US$110,75/ton.

Posisi harga batu bara kali ini merupakan yang terendah sejak Mei 2021 atau sekitar 3,5 tahun terakhir (US$ 107,9 per ton).

Dilansir dari gmk.center, ekspor batu bara coking Australia pada Januari 2025 mengalami penurunan signifikan sebesar 23%, turun menjadi 11,33 juta ton dari 14,73 juta ton pada Desember 2024, menurut laporan BigMint.

Faktor Penyebab Penurunan:

· Permintaan yang melemah, terutama dari negara-negara besar seperti India dan China.

· Perubahan aliran perdagangan global akibat dinamika pasar dan kebijakan perdagangan.

India dan China, importir utama batubara kokas Australia, mengalami penurunan pasokan yang signifikan. Pengiriman ke India turun sebesar 23% (month to month/mtm) menjadi 2,52 juta ton, dan ke China turun sebesar 53% mtm menjadi 0,84 juta ton.

Pengiriman ke Jepang juga turun 47% menjadi 1,94 juta ton. Pada saat yang sama, Korea Selatan merupakan pengecualian, meningkatkan impor sebesar 25% mtm menjadi 1,78 juta ton.

Penurunan ekspor tercermin pada kinerja pelabuhan-pelabuhan utama Australia. Terminal Batubara Teluk Dalrymple (DBCT) mencatat penurunan pengiriman sebesar 14%, sementara Pelabuhan Gladstone sebesar 13%.

Pelabuhan Hay Point dan Abbot Point mengalami penurunan yang lebih besar masing-masing sebesar 41% dan 31%. Pelabuhan Kembla dan Newcastle mengurangi pengiriman sebesar 26% dan 18%.

Harga rata-rata batubara kokas Australia pada Januari turun sebesar $7/ton. menjadi $193/t FOB. Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya permintaan baja dan kehati-hatian para importir besar.

Kendati terdapat kesulitan saat ini, permintaan jangka panjang atas batubara kokas Australia tetap stabil. Para analis memperkirakan ekspor akan pulih dalam beberapa bulan mendatang, tergantung pada tren industri baja, kebijakan perdagangan, dan potensi gangguan pasokan dari pesaing. CNBC INDONESIA RESEARCH (rev/rev)

Sumber: cnbcindonesia.com, 11 Februari 2025

Temukan Informasi Terkini

Laba Sepanjang 2024 Naik 46%, Ini Daftar Program Prioritas MIND ID Sepanjang 2025

baca selengkapnya

Selangkah Lagi UKM Dapat Jatah Tambang, Siapa yang Layak?

baca selengkapnya

PT Gag Nikel Masih Belum Beroperasi di Raja Ampat Meski Tidak Dicabut Izinnya

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top