Kontribusi Investasi Bidang Hilirisasi di RI Capai 30 Persen

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan kontribusi investasi di bidang hilirisasi mencapai sekitar 30 persen dari total investasi yang masuk di Indonesia. Investasi didominasi oleh sektor mineral.

“Kontribusi hilirisasi dalam investasi Indonesia rata-rata itu 30 persen dari total investasi yang masuk. Rata-rata 30 persen, walaupun masih didominasi oleh mineral, terutama adalah nikel,” ujar Rosan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (7/8/2025).

Kementerian Investasi dan Hilirisasi mendorong hilirisasi di berbagai macam sektor seperti sektor perkebunan, kelapa sawit sampai dengan di sektor kelautan yakni rumput laut.

“Intinya itu kurang lebih 30 persen, 30 persen dari total investasi yang masuk. Kita juga akan melakukan hilirisasi di bidang selain perkebunan, kelapa sawit itu sudah berjalan, (13:41) tetapi juga di kelautan seperti seaweed atau rumput laut,” kata Rosan.

Hilirisasi rumput laut penting dan potensial karena Indonesia merupakan negara nomor dua penghasil rumput laut di dunia, dan jika menyangkut seaweed tropical maka Indonesia merupakan penghasil nomor satu. Hilirisasi ini juga melibatkan banyak petani rumput laut di seluruh Indonesia.

“Hilirisasi itu nilai tambah, kita ingin mendapatkan semua nilai tambah. Kenapa? Harapannya, dengan kita mendapatkan nilai tambah, maka akan ada penciptaan lapangan pekerjaan yang lebih baik, yang lebih berkualitas. Karena kembali lagi, penciptaan lapangan pekerjaan itu salah satu pekerjaan rumah juga,” kata Rosan.

Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM mencatat realisasi investasi di bidang hilirisasi pada kuartal II tahun ini mencapai Rp144,5 triliun.

Realisasi dari investasi di bidang hilirisasi ini ternyata cukup signifikan dan meningkat dari tahun ke tahun.

Adapun kontribusi dari realisasi investasi di bidang hilirisasi tersebut sebesar 30,2 persen dari total realisasi investasi nasional pada kuartal II tahun ini sebesar Rp477,7 triliun.

Kontribusi terbesar berasal dari sektor mineral sebesar Rp96,2 triliun, disusul sektor perkebunan dan kehutanan sebesar Rp36,3 triliun, minyak dan gas bumi Rp10,7 triliun, dan perikanan serta kelautan sebesar Rp1,3 triliun.

Adapun lima besar lokasi realisasi investasi di bidang hilirisasi untuk penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada triwulan II tahun ini yakni Sulawesi Tengah, Jawa Barat, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat dan Jawa Timur. Sumber : ANTARA

Sumber:

– 07/08/2025

Temukan Informasi Terkini

Berita Harian, 7 Agustus 2025

baca selengkapnya

Antam Catat Penjualan Emas dan Nikel Tertinggi Sepanjang Sejarah, Tembus 29.305 Kg

baca selengkapnya

Saham INCO Melaju 5,52% saat IHSG Ditutup di Zona Merah, Cek Sentimen Positifnya

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top