Program hilirisasi mineral yang dijalankan perusahaan pertambangan nikel membawa berkah bagi masyarakat sekitar. Mobilisasi tenaga kerja membuat roda ekonomi di daerah tambang terintegrasi dengan smelter membuat pemasukan masyarakat setempat juga ikut meningkat dengan berbagai usaha kecil yang dilakukan. Hal itulah yang dirasakan oleh Tina Nomor, Ibu berusia 30 tahun Warga Desa Kawasi di Kawasan Industri Obi Harita Nickel di Pulau Obi Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Tina yang dahulu hanya ibu rumah tangga biasa kini menikmati perubahan khusus dari sisi perekonomian.Ini terjadi sejak geliat hilirisasi nikel yang dilaksanakan Harita Nickel masuk ke Pulau Obi.
Ia dan beberapa ibu-ibu lain mengelola Minimarket Hop Mart. Dengan dukungan pendampingan yang intensif dari manajemen Harita Nickel kepada para kaum Perempuan di sana, maka terbentuklah komunitas usaha. Tina mengaku sangat merasakan kontribusi Harita Nickel dalam membantu pengembangan usaha masyarakat sekitar.
“Saya sebelumnya hanya berkebun dan menjaga warung saja, namun dengan berdirinya Hop Mart, dimana kami didukung pengembangan usaha dari Minimarket Hop Mart, kami sekarang bisa berkembang pesat,” kisah Tina kepada media beberapa waktu lalu.
Perempuan yang dengan sapaan lengkap Mama Tina Nomor ini menjelaskan bahwa pendapatan dari Minimarket Hop Mart di tahun 2024 sudah mencapai Rp2,5 miliar. Pada tahun ini diharapkan omzet terus bertambah seiring dengan adanya pendampingan dari manajemen Harita.
Perubahan perekonomian masyarakat di sekitar wilayah operasi Harita Nickel ini menunjukkan peran industri pertambangan bagi masyarakat sekitar. Industri Pertambangan menjadi berkah bagi daerah sekitar dan menggerakan ekonomi masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara yang paling tinggi diantara daerah lain karena adanya aktivitas hilirisasi mineral.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Maluku Utara pada Triwulan II 2025 mengalami pertumbuhan sebesar 32,09%. Angka tersebut melonjak tajam dibandingkan dengan Triwulan yang sama tahun 2024 atau secara year on year (y-o-y) yang tumbuh 10,76%.
Risna Resnawaty Pengamat Community Involvement and Development (CID) Universitas Padjadjaran mengungkapkan bahwa Harita Nickel telah melakukan beberapa Inovasi pada bidang peningkatan pendapatan riil masyarakat dan kemandirian ekonomi. Ini yang membuat perekonomian di sana bertumbuh.
Meski demikian, dapat dikatakan ideal, jika pengembangan tersebut memenuhi beberapa indikator, antara lain kelengkapan dokumen social mapping dan Rencana Induk Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (RIPPM). Juga terdapat RKAT pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (PPM) yang disusun secara terintegrasi satu sama lain untuk tujuan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Risna melihat salah satu program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (PPM) Harita Nickel yang cukup terkenal adalah program peningkatan UMKM makanan daerah dan tanaman organik.
Program ini cukup berhasil karena beberapa kelompok telah mendapatkan peningkatan pendapatan yang cukup signifikan. “Namun sesuai dengan tujuan dari PPM yaitu kemandirian dan sustainability perlu direncanakan exit strategi yang tepat, sehingga masyarakat tidak lagi tergantung pada perusahaan,” ungkap Risna kepada media, Selasa (14/10).
Risna mengingatkan, perencanaan pengembangan masyarakat maupun inovasinya harus dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dimana tidak semua pelaksana pengembangan masyarakat dapat menentukan dengan benar antara needs and wants, karena ada benturan kepentingan (kepentingan perusahaan, kepentingan pemerintah daerah, dan stakeholder lain) sehingga program tidak berkelanjutan.
“Itulah salah satu dari beberapa tantangan pengembangan masyarakat di daerah pertambangan,” ujar dia.
Sementara itu Dindin Makinudin Community Affairs General Manager Harita Nickel menyebutkan berdasarkan data BPS Halmahera Selatan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Halmahera Selatan meningkat drastis setelah adanya aktivitas hilirisasi nikel sejak tahun 2016 yakni mencapai 54,59% berasal dari industri pengolahan.
“Pertumbuhan ekonomi stabil tumbuh. Industri pengolahan sangat dominan mendorong perekonomian lokal artinya hilirisasi sukses memantik pertumbuhan ekonomi di Halmahera Selatan,” ungkap Dindin.
Dindin juga menyatakan dengan jumlah karyawan yang banyak di Pulau Obi ada kebutuhan logistik yang besar. Misalnya saja beras mencapai 20-ribuan sak beras per bulan. Kemudian ayam potong 22 ribu kg, ada juga ikan dan sebagainya. “Artinya ini membuka peluang usaha. Kami bukakan peluang usaha tidak hanya peluang kerja. Lalu peluang kerja kami berdayakan pengusaha lokal,” jelas Dindin.
Dampak ekonomi yang sudah dihasilkan perusahaan mencapai 729 lapangan kerja dari program-program CSR dengan pendapatan terekam setiap bulan mencapai miliaran rupiah. “Per bulan sekitar Rp14 miliar untuk perputaran di lokal,” ujar Dindin.