Harga batu bara akhirnya bangkit setelah terpuruk dan tak mampu menguat dalam 11 hari.
Merujuk Refinitiv, harga batu bara pada perdagangan kemarin, Senin (18/8/2025) ditutup di US$ 109,75 per ton atau menguat 0,59%.
Kenaikan ini sekaligus memutus rekor buruk batu bara yang tak pernah menguat di 11 hari sebelumnya.
Sampai Jumat kemarin, harga batu bara mencatat kinerja buruk dengan melemah 7,1% dalam 11 hari. Harganya melemah 10 kali dan stagnan sehari. Ketidakmampuan batu bara untuk menguat selama 11 hari ini adalah yang terburuk sejak November 2024.
Harga batu bara akhirnya bangkit dibantu kabar baik dari China.
Dikutip dari sxcoal.com, kenaikan harga batubara termal di pelabuhan China tetap berlanjut minggu lalu, tetapi laju kenaikannya melambat menjelang akhir pekan. Hal ini terjadi karena dukungan permintaan yang lemah dan rendahnya tingkat penerimaan harga oleh pembeli – memberi sinyal adanya resistensi pasar terhadap harga yang semakin tinggi.
Lambatnya kenaikan harga di China menggambarkan frustrasi pasar karena meski harga masih naik, perlawanan dari pembeli meningkat, sehingga lonjakan harga tidak berjalan sebagaimana biasanya.
Data dari Reuters menegaskan bahwa faktor struktural seperti pasokan domestik yang kuat dan tren energi bersih berdampak negatif terhadap permintaan impor batubara, dan pada akhirnya memberikan tekanan lebih lanjut terhadap harga.
Walau harga masih menunjukkan kenaikan, pembeli mulai “melawan” karena mereka menghadapi tekanan dari pasokan domestik yang cukup dan fokus beralih ke energi terbarukan.
Langkah-langkah seperti inspeksi tambang dari otoritas nasional juga menjadi sorotan yang bisa memengaruhi harga ke depan.
Sebelumnya dilaporkan pasokan di beberapa wilayah ketat karena ada gangguan distribusi dari daerah penghasil utama seperti Shanxi, Shaanxi, dan Inner Mongolia.
Cuaca ekstrem atau pembatasan tambang demi keselamatan kerja juga ikut menopang harga. Selain itu, ada peningkatan permintaan listrik akibat musim panas (pendingin udara) atau musim dingin (pemanas). CNBC INDONESIA RESEARCH (mae/mae)