Mati Suri 7 Hari: Harga Batu Bara Bangkit Gara-Gara Kabar Buruk China

Harga batu bara akhirnya menguat setelah China mengirim kabar buruk.

Merujuk Refinitiv, harga batu bara ditutup di posisi US$ 102,3 per ton atau terbang 1,59% pada perdagangan Senin (15//9/2025).

Pelemahan ini memutus tren negatif harga batu bara yang melemah tujuh hari beruntun dengan pelemahan 8,32%.

Produksi batu bara China turun 3% menjadi 390k,5 juta ton di Agustus akibat langkah pemerintah untuk mengurangi kelebihan pasokan.

Produksi batu bara ini adalah level terendah dalam 12 bulan terakhir, dan menjadi dua bulan beruntun.

Namun, produksi Januari-Agustus 2025 tercatat 3% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar 3,17 miliar ton. Kenaikan ini terjadi karena tingginya produksi pada paruh pertama tahun, sebelum pihak berwenang memberlakukan pengetatan terhadap kelebihan pasokan.

China adalah konsumen terbesar batu bara di dunia. Kendati penurunan ini hanya sementara tetapi dampaknya langsung berimbas.

Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor termasuk pembatasan pemerintah terhadap kelebihan produksi, curah hujan tinggi yang mengganggu operasi tambang, berkurangnya tekanan produksi akibat pertumbuhan permintaan listrik yang moderat, serta meningkatnya kontribusi energi terbarukan dalam pembangkitan listrik.

Pihak berwenang di Beijing tahun ini meluncurkan kampanye besar-besaran melawan kelebihan kapasitas di berbagai industri, dalam upaya membalikkan tren yang sering diberitakan media sebagai “perlombaan menuju dasar” atau anti-involution.

Tren ini sangat terlihat jelas di industri yang mendapat subsidi besar, seperti tenaga surya, namun juga dalam produksi batu bara, karena China berusaha mengamankan pasokan domestik dari hidrokarbon yang masih menyumbang porsi terbesar pembangkitan listriknya.

Dalam sektor batu bara, kampanye pemerintah melawan kelebihan kapasitas diwujudkan dalam bentuk inspeksi tambang untuk memastikan bahwa produksi tidak melebihi kuota yang telah ditetapkan pemerintah. Inspeksi ini berkontribusi pada penurunan produksi baik di bulan Juli maupun Agustus.

Namun demikian, China justru meningkatkan persetujuan kapasitas baru untuk pembangkit listrik tenaga batu bara.

Setelah sempat menurun tahun lalu, pembangunan kapasitas baru kembali berjalan, dengan 21 GW tambahan yang telah dikomitmenkan pada paruh pertama tahun ini, menurut laporan dua lembaga kajian iklim pada Agustus. Mereka juga memperkirakan total kapasitas baru pembangkit listrik tenaga batu bara yang dikomitmenkan di China tahun ini bisa mencapai 80 GW.

Tambahan kapasitas ini diharapkan dapat membantu menekan kelebihan produksi batu bara sekaligus mengurangi impor.

Salah satu produsen batu bara memperkirakan bahwa baik pertumbuhan produksi domestik maupun impor batu bara akan semakin melambat di paruh kedua tahun ini. CNBC INDONESIA RESEARCH (mae/mae)

Sumber:

– 16/09/2025

Temukan Informasi Terkini

Presiden Prabowo Ganti Sekjen ESDM hingga Dirjen Gatrik

baca selengkapnya

Pemerintah akan Tambah Kepemilikan Saham di Freeport Menjadi Lebih dari 61%

baca selengkapnya

HBA dan HMA Periode Kedua September 2025: Harga Batubara Turun, Mineral Naik

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top