Di kuartal tiga 2025, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mengungkapkan produksi tambang emas Tujuh Bukit tercatat sebesar 25.338 ounces emas dengan harga jual rata-rata atau Average Sales Price (ASP) sebesar US$ 3.275 per ounces, yang merupakan peningkatan margin kas sebesar 24% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
“Penjualan emas selama kuartal ini mencapai 29.629 ounces dengan pendapatan sebelum audit sekitar US$ 104 juta,” kata Presiden Direktur MDKA, Albert Saputro dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Disampaikannya, proyek Tembaga Tujuh Bukit dan Tambang Emas Pani menjadi peluang pertumbuhan berskala besar yang akan membawa kemajuan bagi perseroan, sementara bisnis nikel terus berkembang dengan margin semakin meningkat. Bersama-sama, aset-aset ini menguatkan posisi Merdeka sebagai perusahaan pertambangan multi-logam yang terdepan di Indonesia, sekaligus mendukung peran strategis Indonesia dalam transisi energi dan mineral global.
Perseroan, lanjut Albert juga melaporkan tambang Tembaga Wetar memproduksi 3.228 ton tembaga dengan biaya tunai US$ 2,75 per pon, didukung oleh pengoptimalan penumpukan bijih dan operasi pelindian SX-EW.
“Wetar diproyeksikan tetap memproduksi tembaga hingga akhir 2027, sementara kajian untuk mengevaluasi opsi pemulihan nilai tembaga jangka panjang melalui teknologi flotasi dan pelindian tangki terus berjalan,” ujar Albert.
Kemudian, operasi nikel melalui PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), di antaranya produksi bijih tambang oleh anak usaha PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) menghasilkan saprolit 2,0 juta ton basah atau naik 89% year on year (yoy), dan limonit 5,6 juta ton basah atau naik 51% (yoy). Seiring dengan itu, Margin Nickel Pig Iron (NPI) menguat menjadi US$ 2.215 per ton nikel, ditopang penurunan biaya tunai menjadi US$ 9.059 per ton, atau turun 16% (yoy).
Pabrik Acid Iron Metal (AIM) memproduksi 251.715 ton asam sulfat per kuartal III-2025. Sedangkan, pabrik klorida dan katoda tembaga masih menjalani tahap komisioning dengan produksi lembaran tembaga pertama dijadwalkan pada kuartal IV-2025.
Anak usaha PT ESG New Energy Material (PT ESG) memproduksi 7.181 ton nikel dalam bentuk endapan hidroksida campuran atau Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dan menjual 7.553 ton sepanjang kuartal. Adapun pembangunan Pabrik HPAL PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC) telah mencapai 54 persen, sesuai dengan jadwal komisioning pada pertengahan 2026.
“MBMA juga menandatangani perjanjian strategis untuk melanjutkan produksi nikel matte mulai kuartal IV 2025,” ujar Albert.
Lebih lanjut, pengembangan proyek Emas Pani mencapai 83% yang mana dikelola oleh PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS),
“Dengan dimulainya penambangan dan first blasting pada Oktober 2025, proyek ini selanjutnya akan disebut sebagai Tambang Emas Pani. Selain itu, penumpukan bijih pertama dijadwalkan pada November 2025 dan produksi emas perdana ditargetkan pada kuartal pertama 2026,” jelas Albert.
