MDKA Suntik Rp24,99 Triliun, Kejar Jejak PTFI dan AMMN di Produksi Tembaga

PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) mempercepat pengembangan tambang bawah tanah Tujuh Bukit dengan total investasi sekitar US$1,5 miliar atau setara Rp24,99 triliun (kurs jisdor Rp16.666 per dolar AS). Proyek ini digadang-gadang menjadi penghasil tembaga terbesar ketiga di Indonesia setelah PT Freeport Indonesia (PTFI) dan Amman Mineral.

Di lapangan, PT Bumi Suksesindo (BSI) selaku operator tambang Tujuh Bukit terus memacu pembangunan. Portal tambang bawah tanah dengan tinggi sekitar enam meter dan lebar lima meter berdiri sebagai akses utama operasi.

Meski belum masuk jauh ke terowongan, struktur awal menunjukkan bagaimana ventilasi, penguatan struktur, dan standar keselamatan disiapkan sebagai fondasi operasional tambang bawah tanah berskala besar.

Manager Area Tambang Bawah Tanah Tujuh Bukit BSI, Toddy Samuel, mengatakan progres pembangunan meliputi terowongan sepanjang 1,8 kilometer dengan kedalaman mendekati 100 Mdpl.

“Mitigasi risiko terhadap gangguan, baik gempa maupun faktor lainnya, juga telah disiapkan dengan matang,” ujar Toddy saat ditemui di lokasi, pekan lalu.

Berdasarkan hasil eksplorasi dan studi kelayakan awal, tambang bawah tanah ini diproyeksikan mengolah 24 juta ton bijih per tahun. Produksi tahunannya diperkirakan mencapai 110.000 ton tembaga dan 350.000 ounces emas.

Jika beroperasi sesuai rencana, fasilitas ini berpotensi menyumbang 15% dari total produksi tembaga nasional. Sebagai pembanding, PT Freeport Indonesia memproduksi sekitar 600.000 ton tembaga per tahun, sementara PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) 200.000 ton dari Tambang Batu Hijau.

Tom Malik, Head of Corporate Communication Merdeka Copper Gold, menyampaikan bahwa eksplorasi Tujuh Bukit bawah tanah telah berlangsung sejak 2018 dengan investasi awal sebesar US$200 juta. Total investasi pengembangan diperkirakan menembus US$1,5 miliar.

“Dengan proyeksi produksi 110.000 ton tembaga per tahun dari Tujuh Bukit bawah tanah, MDKA akan menempatkan diri sebagai produsen tembaga terbesar ketiga di Indonesia,” ujar Tom dalam kesempatan terpisah.

Dengan ambisi tersebut, Merdeka Copper bersiap mengikuti jejak para raksasa tembaga nasional, laiknya Freeport dan Amman, sekaligus memperkuat ketahanan pasokan tembaga Indonesia dalam jangka panjang.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca. Editor : Ibad Durrohman

Sumber:

– 10/11/2025

Temukan Informasi Terkini

Simak Capaian Produksi Mineral Merdeka Copper Gold (MDKA) hingga Kuartal III-2025

baca selengkapnya

Tenggat Mepet, Freeport Akui Belum Ajukan RKAB 2026 ke ESDM

baca selengkapnya

BUMA Semester I: Volume OB 209 Juta bcm, Produksi Batu Bara 38 Juta Ton

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top