Menilik Kembali Rencana Besar Amman Mineral (AMMN)

JAKARTA, investor.id – Saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) kembali tak terbendung pada perdagangan sesi I, Selasa (12/9/2023), setelah sempat ditutup memerah kemarin.

Di sesi I 12 September, saham AMMN diparkir di Rp 5.750, melambung 4,55%. Dari harga initial public offering (IPO) di Rp 1.695, saham ini sudah terbang 239,23%.

Dari prospektus IPO Amman Mineral Internasional dijelaskan, perseroan adalah perusahaan holding yang melakukan kegiatan eksplorasi, pembangunan, penambangan, pemrosesan, serta di masa mendatang, pengolahan, dan pemurnian di Indonesia melalui perusahaan anak dan entitas asosiasi operasi perseroan.

Melalui anak perusahaan perseroan, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), perseroan mengoperasikan tambang  tembaga dan emas terbuka yang dikenal sebagai tambang Batu Hijau di Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.

Tambang Batu Hijau memproduksi konsentrat tembaga berkadar tinggi yang sangat bersih serta mengandung emas dan perak sebagai mineral pengikutnya, yang merupakan bahan baku (feedstock) yang sangat diminati oleh smelter di seluruh dunia.

Per tanggal 31 Desember 2022, tambang Batu Hijau secara kumulatif telah memproduksi 9.400 Mlbs tembaga dan 9,5 Moz emas. Menurut laporan Wood Mackenzie “Copper and Gold Markets and Asset Benchmarking Report” yang terbit pada bulan Mei 2022, tambang Batu Hijau yang dioperasikan oleh AMNT adalah produsen tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia setelah tambang Grasberg yang dioperasikan oleh PT Freeport Indonesia, dan memiliki cadangan tembaga terbesar kelima di dunia apabila dikombinasikan dengan Cebakan Elang.

Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) kini tengah melakukan penambangan fase 7 dan pengembangan fase 8 yang diperkirakan dapat memperpanjang usia tambang Batu Hijau hingga 2030. Perseroan juga akan mempersiapkan proyek eksplorasi Elang untuk memulai operasional penambangan di tahun 2031 hingga 2046.

Cebakan Elang terletak sekitar 60 km sebelah timur tambang Batu Hijau dan 12 km ke arah utara dari garis pantai selatan Pulau Sumbawa.

Smelter

Amman Mineral Internasional juga sedang mengembangkan dan membangun smelter serta pemurnian logam mulia, yang terletak 1,5 km dari Pelabuhan Benete. Proyek Smelter diperkirakan membutuhkan belanja modal sekitar US$ 1,5 miliar antara tahun 2022 dan target penyelesaian pada tahun 2024. Perkembangan smelter AMMN pada akhir Juni 2023, yaitu 58,518%.

“Capaian pembangunan smelter hingga saat ini merupakan bukti komitmen Amman dalam mendukung agenda hilirisasi industri pertambangan pemerintah. Kami terus berupaya mengejar target penyelesaian konstruksi smelter sesuai batas yang ditetapkan pemerintah, yaitu akhir Mei 2024,” ungkap Presiden Direktur AMNT, Rachmat Makkasau dalam keterangan resmi pada 24 Juli 2023.

Amman Mineral Internasional (AMMN) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Juli 2023. Perseroan mengalokasikan dana dari IPO untuk sejumlah proyek ekspansi, antara lain proyek smelter dan pemurnian logam mulia, penambahan kapasitas pabrik konsentrator, serta pembangunan pembangkit listrik tenaga gas dan uap di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Adapun nilai IPO Amman mencapai Rp 10,73 triliun.

Dalam prospektus AMMN dinyatakan, estimasi waktu diperolehnya seluruh perizinan untuk melaksanakan proyek ekspansi pabrik konsentrator, dan proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap di AMNT adalah pada akhir kuartal ketiga tahun 2024.

 

Sumber : www.investor.id, 12 September 2023

 

Temukan Informasi Terkini

Berita Harian, Selasa, 26 Agustus 2025

baca selengkapnya

Bahlil: Logam Tanah Jarang Dikelola Negara Lewat Badan Industri Mineral

baca selengkapnya

Eramet Dapat Restu Produksi 42 Juta Ton Nikel di Weda Bay Tahun Ini

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top