Negosiasi divestasi atau pelepasan saham sebesar 12 persen Freeport untuk Indonesia sudah final. Hal tersebut dipastikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
“Negosiasi tambahan Freeport sudah saya nyatakan final, sudah penambahan 12 persen,” ucap Bahlil dikutip dari Antara, Rabu (8/10/2025).
Divestasi saham merupakan salah satu syarat Freeport untuk memperpanjang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Operasi Produksi yang dijadwalkan berakhir pada 2041.
Ayat (1) Pasal 195B Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2024 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara menyampaikan, IUPK Operasi Produksi dapat diberikan perpanjangan setelah memenuhi sejumlah kriteria, dan salah satunya adalah melakukan perjanjian jual beli saham baru yang tidak dapat terdilusi minimal 10 persen dari total jumlah kepemilikan saham kepada BUMN.
Dengan tuntasnya negosiasi divestasi saham Freeport, porsi saham pemerintah di PT Freeport Indonesia (PTFI) akan meningkat dari 51 persen menjadi 63 persen.
“Per kapannya nanti kita lihat. Sekarang kan tambang yang ada sampai dengan 2041. Tanggal berapanya lagi dibicarakan sekarang,” ucap Bahlil.
Freeport Setuju Lepas 12% Saham
Sebelumnya, CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara Indonesia (Danantara Indonesia) Rosan Roeslani menyampaikan bahwa Freeport sudah setuju melepas 12 persen saham ke Indonesia tanpa dipungut biaya.
Tadinya, lanjut Rosan, Indonesia membidik Freeport menyetujui divestasi atau pelepasan saham sebesar 10 persen. Akan tetapi, atas negosiasi yang dilakukan, Indonesia berhasil memperoleh lebih dari itu, yakni sebesar 12 persen.
Selain menyetujui divestasi sebesar 12 persen, Rosan juga mengungkapkan bahwa Freeport setuju untuk membangun dua universitas dan dua rumah sakit di dekat wilayah operasionalnya, untuk meningkatkan peran dokter di sana.
Ketika disinggung mengenai keberhasilan pemerintah memperoleh saham sebesar 12 persen tanpa dipungut biaya, Rosan menyampaikan hal tersebut merupakan hasil dari seni negosiasi.
“Itu art of negotiation,” kata Rosan.
Operasi Tambang Freeport Grasberg Masih Dihentikan
Sebelumnya, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas memastikan bahwa operasional tambang Grasberg Block Cave di Mimika, Papua Tengah, masih dihentikan sementara. Keputusan itu diambil agar perusahaan dapat memusatkan perhatian pada upaya penyelamatan lima karyawan yang masih terjebak akibat longsor.
“Produksi berhenti dari tanggal 8 September sampai dengan hari ini masih berhenti. Kita jadi fokus untuk melakukan penyelamatan dari kelima orang yang masih terperangkap di dalam,” ujar Tony dikutip dari Antara, Kamis (2/10/2025).
Meski demikian, Tony menegaskan bahwa target produksi perusahaan tetap tidak terganggu. Hal ini karena PTFI masih bisa mengolah konsentrat yang sudah dihasilkan sebelum 8 September 2025.
“Ini kan sudah berjalan sampai tanggal 8 September kan, produksi kita masih sesuai dengan target. Jadi mulai 8 September itu kita berhenti produksi, tapi masih ada konsentrat yang kemudian diproses, dijadikan katoda, dijadikan emas batangan, masih ada,” jelasnya.
Pencarian Berlanjut
Tim penyelamat terus berupaya menjangkau titik keberadaan kelima karyawan yang masih terjebak. Sebelumnya, pada Sabtu (20/9/2025), dua dari tujuh orang yang terperangkap ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Menurut Tony, lokasi keberadaan kelima korban telah berhasil dipetakan. Namun, akses menuju titik tersebut sangat sulit ditembus.
“Jadi memang agak sulit untuk masuk menembusnya, jadi mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalu lama lagi, mungkin 4-5 hari lagi kita akan bisa sampai ke lokasi yang diduga mereka berada,” jelasnya.