PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) menargetkan bisa menggenjot produksi alumunium dengan menambah fasilitas peleburan atau smelter alumunium. Saat ini berbagai skenario masih dibahas melalui Bankable Feasibility Study (BFS) yang rencananya bisa rampung pada awal tahun 2026.
Ismadi YS, Kepala Grup Proyek Smelter Inalum, mengungkapkan ada beberapa skenario yang kini dikaji manajemen, diantaranya adalah membangun pabrik baru di sekitar sumber energi atau membangun di sekitar sumber bahan baku, yakni alumina. Untuk saat ini sumber alumina berada di kawasan industri Mempawah, Kalimantan Barat.
“Bankable feasibility study (BFS) selesai awal 2026. Setelah itu kita masuk fase FID. setelah go masuk ke project. Butuh 3 tahun. Kalau 2026 FID selesai harapannya 2028-2029 udah mulai produksi,” kata Ismadi saat diskusi bersama media di kantor pusat Inalum di Kuala Tanjung, Rabu (22/10).
Salah satu syarat utama untuk mengembangkan produksi aluminium adalah ketersediaan energi. Selama ini, Inalum dikenal memproduksi Green Aluminium lantaran mendapatkan pasokan energi bersih dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Siguragura dan PLTA Tangga dengan total daya yang dipasok ke smelter mencapai 603 Megawatt (MW).
Untuk pengembangan pabrik smelter nanti adalah dengan memanfaatkan bahan bakar batu bara atau Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Mempawah. Opsi ini dikaji karena masih murahnya batu bara agar ekspansi pabrik nanti sesuai dengan keekonomian.
Jadi nanti Inalum akan mengembangkan dua brand. Untuk produk dari Kuala Tanjung tetap gunakan PLTA karena tujuan ekspor sangat tinggi namun harus memiliki sertifikasi green. Sementara untuk memenuhi kebutuhan domestik nanti akan dipasok dari smelter di Mempawah yang saat ini untuk memenuhi kebutuhan energi sedang dikaji menggunakan PLTU.
“Kita ada potensi batubara, ada dukungan dr pemerintah utilisasi batubara juga bisa jadi suatu pertmimbangan. Jangka panjang EBT kalau bisa masuk juga jadi opsi,”kata Ismadi
Inalum kata Ismadi nantinya tidak akan sendiri jika harus mengembangkan aluminium. Skema pembangunan yang diusung nanti yakni pabrik peleburan akan dikelola Inalum sementara pembangkit listrik nanti dikerjasamakan. Manajemen menyusun skenario bagaimana membangun kerja sama potensi provider pelaku usaha pembangkit di sana,” ujar Ismadi.
Untuk tahun ini produksi aluminium Inalum bisa mencapai 277 ribu ton per tahun dengan sumber pasokan alumina dari SGAR I yang punya malasigi pabrik sebesar 500 ribu ton per tahun. Dalam rencana pengembangan nantinya produksi aluminium bisa tembus 600 ribu ton per tahun.
