Pemerintah Kaji Guyur Insentif Nonfiskal untuk Proyek DME Batu Bara

Pemerintah membuka potensi pemberian insentif non-fiskal sebagai stimulus tambahan untuk proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME).

Hingga saat ini, pemerintah baru memberikan insentif royalti batu bara 0% untuk mendorong nilai keekonomian proyek DME tersebut sebagai upaya menekan impor LPG.

Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Siti Sumilah Rita Susilawati mengatakan, insentif tambahan untuk menggenjot proyek DME masih dalam tahap pengkajian.

“Sampai saat ini, belum ada aturan baru yang secara spesifik mengatur tambahan insentif untuk proyek DME, selain yang sudah ditetapkan sebelumnya berupa royalti batu bara 0% untuk volume yang digunakan dalam produksi DME,” kata Rita kepada Bisnis, Senin (20/10/2025).

Adapun, dia menyebut terdapat kemungkinan pemberian insentif non-fiskal melalui penetapan kawasan ekonomi khusus (KEK). Menurut Rita, stimulus tersebut diharapkan dapat membuat proyek DME menjadi lebih menarik secara investasi.

Namun, dia menegaskan aturan tersebut masih dalam tahap pembahasan lintas kementerian.

Pihaknya pun berharap proyek DME bisa terlaksana sehingga dapat menjadi substitusi impor LPG.

“Proyek DME memang diharapkan menjadi salah satu solusi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan impor LPG,” tuturnya.

Meski begitu, pemerintah tidak memasang target spesifik kapan implementasi hilirisasi batu bara menjadi DME direalisasikan.

“Saat ini fokus pemerintah masih pada penyelesaian studi kelayakan dan penyiapan skema keekonomian proyek agar dapat berjalan secara berkelanjutan,” jelasnya.

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan proyek gasifikasi batu bara menjadi DME dapat mulai dieksekusi pada tahun depan.

Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PTBA Turino Yulianto mengatakan, Perseroan telah memulai berbagai proyek hilirisasi, termasuk mengolah batu bara menjadi DME yang didukung oleh PT Pertamina Patra Niaga dan Satgas Hilirisasi.

“Semoga kalau enggak ada halangan, saya kira tahun depan sudah bisa mulai, secara teknologi enggak ada isu, secara cadangan tidak ada isu,” kata Turino dalam agenda Hipmi-Danantara Indonesia Business Forum 2025, Senin (20/10/2025).

Untuk membangun satu pabrik pengolahan batu bara DME, Turino menyebut, kebutuhan investasi diperkirakan mencapai US$2,5 miliar atau sekitar Rp40 triliun. Editor : Denis Riantiza Meilanova

Sumber:

– 21/10/2025

Temukan Informasi Terkini

Berita Harian, Selasa, 21 Oktober 2025

baca selengkapnya

Penjualan Batu Bara Bukit Asam (PTBA) Naik 8% di Tengah Tekanan Harga

baca selengkapnya

Harga Emas Kian Melesat, Antam (ANTM) Optimalkan Strategis Omnichannel

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top