Perbaikan Smelter Tembaga Amman Mineral Rampung pada Semester I Tahun Depan

PT Amman Mineral Internasional Tbk (Amman) mengungkapkan bahwa proses perbaikan fasilitas peleburan dan pengolahan (smelter) tembaga mereka diperkirakan berakhir pada semester I 2025. Smelter tembaga yang terletak di Nusa Tenggara Timur ini mengalami kondisi kahar atau kerusakan pada Juli 2025.

Hal tersebut menyebabkan hasil produksi konsentrat tembaga dari tambang tidak bisa diolah smelter. Presiden Direktur Amman Arief Sidarto mengatakan perusahaan saat ini fokus pada perbaikan komponen-komponen utama yang menurutnya sangat kompleks dan harus dilakukan secara komprehensif.

“Mengingat skala dan kerumitan tersebut, proses ini diperkirakan akan berlanjut hingga paruh pertama 2026,” kata Arief dikutip dari keterbukaan informasi, Jumat (31/10).

Kerusakan smelter terjadi pada bagian flash converting furnace dan pabrik asam sulfat. Sembari memperbaiki smelter, Amman saat ini sudah mengajukan izin ekspor konsentrat tembaga dan memprediksi akan mendapatkan persetujuan pada kuartal ini.

“Setelah izin tersebut diperoleh, perseroan akan bisa menjual konsentrat maupun produk logam,” kata perusahaan.

Selain itu, Amman akan melakukan proses ramp up atau peningkatan produksi secara bertahap di sepanjang 2026.

Sepanjang periode Januari-September 2025, Amman telah memproduksi 310 ribu metrik ton kering konsentrat. Mereka juga memproduksi tembaga sebesar 145 juta pon dan emas 75 ribu ons.

Adapun untuk produksi katoda tembaga yang diolah smelter sudah dimulai pada akhir Maret 2025. Pada periode Januari-September 2025, smelter tersebut sudah menghasilkan 41 ribu ton atau setara 91 juta pon katoda tembaga. Sementara itu, produksi emas murni dari PMR dimulai pada pertengahan Juli 2025, menghasilkan 44 ribu ons selama kuartal III 2025.

Diberikan Izin Ekspor 400 Ribu Ton Selama 6 bulan

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan besaran volume relaksasi ekspor konsentrat tembaga untuk PT Amman Mineral Nusa Tenggara, yang merupakan anak usaha PT Amman Mineral Internasional Tbk mencapai ratusan ribu ton. Volume tersebut akan diberikan pemerintah selama enam bulan.

“Sekitar 400 an ribu ton,” kata Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Tri Winarno saat ditemui di Minahasa, Sulawesi Utara, Rabu (29/10).

Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Kementerian Perdagangan, Andri Gilang Nugraha Ansari mengatakan PT Amman Mineral memang sudah mengajukan permohonan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga dengan alasan kondisi kahar.

“Permohonan tersebut saat ini masih menunggu dari Kementerian ESDM. Terkait volume ekspor dan masa berlaku izin, kami masih menunggu rekomendasi resmi dari Kementerian ESDM,” kata Andri kepada Katadata, dikutip Kamis (30/10).

Berdasarkan aturan yang berlaku, perusahaan dapat mengajukan izin ekspor ke Kementerian Perdagangan setelah memperoleh rekomendasi dari Kementerian ESDM.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebelumnya menyebut pemerintah telah mengeluarkan surat persetujuan izin relaksasi ekspor konsentrat tembaga Amman. “Kalau tidak salah sudah keluar (suratnya),” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia saat ditemui usai acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Jakarta, Selasa (28/10). Editor: Tia Dwitiani Komalasari

Sumber:

– 31/10/2025

Temukan Informasi Terkini

Berita Harian, Jumat, 31 Oktober 2025

baca selengkapnya

PTBA Bukukan Laba Rp 1,59 Triliun pada Kuartal III-2025

baca selengkapnya

Amman (AMMN) Rugi Rp2,97 Triliun per Kuartal III/2025 Imbas Larangan Ekspor Konsentrat

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top