Harga batu bara turun tipis pada perdagangan akhir pekan lalu. Sepanjang minggu, harga si batu hitam pun melemah terbatas.
Pada Jumat (10/12/2025), harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan mendatang ditutup di US$ 108,4/ton. Terpangkas 0,09% dibandingkan hari sebelumnya.
Sepanjang pekan lalu, harga komoditas ini juga mencatat koreksi 0,09% secara point-to-point.
Permintaan yang masih lemah membuat harga batu bara tidak banyak bergerak, Kelesuan ekonomi di berbagai negara membuat permintaan energi tidak bisa terdongkrak, bahkan malah turun.
Misalnya di Jerman, Bloomberg News mengabarkan, lembaga riset AS Energiebilanzen mengungkapkan konsumsi energi pada 2025 diperkirakan turun 0,1% ke 10.553 peajoule (2.931 terawatt hours). Ini adalah yang terendah sejak Unifikasi Jerman.
Tanpa peningkatan permintaan karena kenaikan penggunaan penghangat ruangan akibat musim dingin, konsumsi energi bahkan bisa turun 1,2%.
Konsumsi lignit (batu bara coklat) diperkirakan anjlok 6% tahun ini.
Analisis Teknikal
Jadi bagaimana perkiraan harga batu bara untuk pekan ini? Apakah bisa bangkit atau malah kian terjepit?
Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), batu bara sejatinya berada di zona bullish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 51.
RSI di atas 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun RSi batu bara belum jauh dari 50 sehingga bisa dikatakan cenderung netral.
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 81. Sudah di atas 80 yang berarti tergolong jenuh beli (overbought).
Untuk perdagangan minggu ini, harga batu bara sepertinya belum bisa bergerak terlalu signifikan. Terlihat dari indikator Average True Range (ATR) 14 hari yang hanya 2.
Target support terdekat ada di rentang US$ 107-102/ton. Adapun target resisten ada di kisaran US$ 109-115/ton. (aji)
