PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) alias Antam menghadapi krisis pasokan emas yang mengakibatkan total produksi emas perusahaan mengalami tekanan secara tahunan sepanjang periode Januari–September 2025.
Berdasarkan laporan produksi yang dipublikasi, Senin (27/10/2025), Antam mengumumkan produksi emas pada kuartal III-2025 atau Juli–September 2025 sebesar 151 kg (4.855 troy oz). Produksi tersebut turun sebanyak 50,3% dibandingkan produksi emas pada Juli–September 2024 yang mencapai 304 kg (9.774 troy oz).
Penurunan tersebut berimbas pada total produksi emas Antam yang tertekan hingga 20,9%, dari 746 kg (23.985 troy oz) pada 9M24 menjadi 590 kg (18.969 troy oz) pada 9M25. Riset Indo Premier Sekuritas mencatat, Antam mulai mengalami permasalahan pasokan emas sejak Juli 2025.
“Analisis skenario kami menunjukkan tingkat penjualan emas bulanan bisa turun sekitar 34–61% pada semester II-2025 menjadi sekitar 1,9–3,2 ton per bulan, dibandingkan 4,9 ton per bulan pada semester I-2025,” tulis Indo Premier dalam riset yang disusun analis Ryan Winipta dan Reggie Parenkuan.
Dalam skenario kedua analis tersebut, deviasi (perbedaan) terbesar akan bergantung pada kemampuan ANTM mencapai kesepakatan pasokan dengan pemasok domestik, khususnya PT Freeport Indonesia (PTFI).
“Namun, temuan kami menunjukkan smelter baru Freeport di kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) diperkirakan selesai pada akhir 2025. Jadi, tambahan pasokan untuk sisa tahun ini kemungkinan besar hanya akan berasal dari fasilitas PT Smelting milik Freeport yang sudah ada,” beber Ryan dan Reggie.
Corporate Secretary Division Head Antam, Syarif Faisal Alkadri, akhirnya buka suara terkait terbatasnya suplai emas yang dihadapi ANTM. Menurut dia, perseroan senantiasa memperkuat cadangan sumber daya seluruh komoditas inti untuk memastikan keberlanjutan bisnis, dengan menerapkan good mining practice dan operational excellence.
“Guna meningkatkan cadangan dan sumber daya mineral inti perusahaan, kami terus melakukan kegiatan eksplorasi pada komoditas emas, nikel, dan bauksit,” ujar Faisal menjawab Investor Daily belum lama ini.
Tak hanya itu, terkait emas, Faisal menambahkan, Antam juga memperkuat sourcing di dalam negeri, salah satunya melalui kerja sama pembelian emas dengan PTFI. Langkah ini dilakukan sebagai komitmen ANTM dalam memperkuat penyediaan bahan baku bisnis emas logam mulia dan memenuhi permintaan masyarakat dalam berinvestasi emas.
Melalui penguatan pengadaan bahan baku domestik tersebut, Faisal menyatakan, Antam dapat menurunkan ketergantungan terhadap impor. Saat ini, ANTM masih memiliki Tambang Emas Pongkor di Kabupaten Bogor, yang terus berkontribusi terhadap pasokan emas perusahaan.
Dari sisi operasional, emiten anggota BUMN Holding Pertambangan MIND ID ini juga akan terus melakukan langkah-langkah strategis untuk memastikan pemenuhan target perseroan sekaligus menjaga kelangsungan operasional bisnis hingga akhir tahun.
“Kami menyadari dinamika industri pertambangan, baik global maupun domestik, serta fluktuasi pasar menghadirkan tantangan bagi pertumbuhan kinerja. Namun, Antam optimistis dapat menjaga momentum pertumbuhan melalui penerapan strategi diversifikasi yang adaptif, efisiensi operasional, dan inovasi berkelanjutan,” tandas Faisal. Editor: Muawwan Daelami
