PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, kembali mencatat prestasi gemilang dengan menyabet tujuh penghargaan dalam ajang Eco-Tech Pioneer and Sustainability Award (EPSA) 2025 yang digelar Departemen Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro di Semarang, 31 Agustus 2025.
Superintendent Environmental Monitoring PTAR, Bayu Ariyanto, menjelaskan bahwa penghargaan tersebut terdiri dari dua emas, tiga perak, dan dua perunggu.
Menurutnya, pencapaian ini menegaskan konsistensi perusahaan dalam menyeimbangkan kepentingan lingkungan, sosial, serta teknologi di seluruh aspek operasional pertambangan.
“Melalui inovasi dan kolaborasi lintas sektor, PTAR berkomitmen menjalankan praktik pertambangan emas yang bertanggung jawab, memberi manfaat bagi masyarakat sekitar, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” ujar Bayu.
Adapun tujuh program yang diapresiasi meliputi Pertama, Galeri Bagas Silua (Perunggu): wadah pemasaran produk 31 UMKM mitra binaan Batang Toru dan Muara Batang Toru.
Kedua, Pemanfaatan Limbah FIBC jadi Keranjang Sampah (Perak): pengelolaan ratusan ton limbah plastik sejak 2020 sekaligus membuka lapangan kerja masyarakat.
Ketiga, Hypobaric Fraction Separator (Emas): teknologi pemurnian oli bekas hingga 80% untuk menggantikan solar pada bahan peledak.
Keempat, Konservasi Ikan Jurung dengan BioFAD (Perunggu): pelestarian ikan endemik melalui kolaborasi masyarakat.
Kelima, Closed-Loop Energy Reclamation dengan ITC (Emas): efisiensi energi di unit penggilingan batuan yang menghemat hingga 1,36 juta kWh listrik.
Keenam, Optimalisasi Penurunan Pencemar Air Tembaga dengan Selective Chelator (Perak): menekan pencemaran air tambang lebih dari 33 ton pada 2024.
Ketujuh, Leanslope Pit Ramba Joring Innovation (Perak): desain ulang jalan tambang untuk mengurangi konsumsi solar, menekan emisi karbon, sekaligus meningkatkan keselamatan kerja.
Keberhasilan ini melanjutkan tren positif sejak 2021, di mana PTAR secara konsisten meraih tujuh penghargaan setiap tahun dalam ajang EPSA.
Tahun ini, dua inovasi unggulan yang mencuri perhatian adalah pemanfaatan oli bekas sebagai bahan bakar alternatif serta efisiensi energi di unit pengolahan tambang.
Selain aspek teknis, PTAR juga aktif menggandeng masyarakat, salah satunya melalui program pelestarian ikan Jurung yang mendapat apresiasi pada kategori Eco-System Protection.
“Setiap departemen punya kontribusi menghadirkan inovasi. Fokus kami bukan hanya efisiensi operasional, tapi juga memberi manfaat nyata bagi lingkungan dan sosial,” tambah Bayu.
Sementara itu, Wijayanto, S.IP., M.Si., Ph.D., Wakil Rektor Riset, Inovasi, Kerja Sama dan Komunikasi Publik Undip, menuturkan bahwa EPSA didesain untuk memacu perusahaan semakin kreatif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
Tema tahun ini, Swarna Lestari Nusantara, mengingatkan bahwa kelestarian alam adalah bagian dari warisan budaya bangsa.
Senada, Kepala DLHK Jawa Tengah, Widi Hartanto, menyebut EPSA telah menjadi tolok ukur penerapan inovasi ramah lingkungan di sektor usaha.
“Dalam tiga tahun terakhir, EPSA terbukti mendorong perusahaan di Jateng meningkatkan efisiensi energi, air, pengelolaan limbah, hingga konservasi biodiversitas. Tantangan krisis iklim harus dijawab dengan komitmen nyata,” tegasnya.
Dengan torehan ini, PT Agincourt Resources semakin meneguhkan perannya bukan hanya sebagai perusahaan tambang berorientasi profit, tetapi juga sebagai pelopor inovasi berkelanjutan yang memberi manfaat sosial dan menjaga kelestarian lingkungan.