PT Timah (TINS) Kejar Dua Target Besar

PT TIMAH TBK (TINS) telah memperoleh arahan dari Holding BUMN Industri Pertambangan alias MIND ID selaku pemegang saham mayoritas untuk fokus mengejar dua target besar.

Direktur Utama PT Timah Tbk Restu Widiyantoro menyampaikan, pemegang saham telah memberikan target kepada perseroan agar saat ini memfokuskan kegiatannya pada dua hal utama.

“Target pemegang saham yaitu mempercepat pengembangan elemen tanah jarang (rare earth element/RRE) dan proses hilirisasi,” ungkap Restu dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (14/5/2025).

Direktur Operasi dan Produksi PT Timah Tbk Nur Adi Kuncoro menjabarkan, terkait program pengembangan RRE, perseroan akan meningkatkan nilai tambah dari monasit —sebagai turunan dari logam tanah jarang— yang sampai saat ini kandungannya masih di bawah 1% dari total total material.

“Setelah kami kaji di seluruh Bangka Belitung, potensi monasit itu kurang lebih 25.700 ton. Potensi tersebut akan kami detailkan lagi sejauh mana yang bisa kami tingkatkan menjadi cadangan,” tutur Adi.

Dirinya memperkirakan, cerium, lanthanum, neodymium, yttrium, dan praseodymium merupakan lima logam tanah jarang yang bakal menjadi unggulan. Sebab kelimanya mempunyai nilai kandungan mineral monasit dengan persentase yang cukup signifikan sekitar 3-3,5%.

PT Timah, demikian disampaikan Adi, juga akan merevitalisasi Tanjung Ular, di Kabupaten Bangka Barat, sebagai lokasi yang menjadi pilot project dari pengembangan RRE dan akan mengembangkan riset termasuk pemanfaatan teknologi untuk menghasilkan logam tanah jarang.

Sementara menyangkut hilirisasi, TINS melalui anak usahanya, PT Timah Industri, yang berlokasi di Cilegon akan fokus mengembangkan produk hilirisasi tin chemical seperti tin chloride, tin intermediate, dan tin stabilizer di luar produk-produk eksisting seperti tin soldier yang meliputi tin bar, tin powder, dan tin wire.

“Ini yang terus kami tingkatkan. Beberapa industri yang menggunakan hilirisasi tin chemical adalah industri kaca, industri coating, dan industri di organotin. Sedangkan di sisi tin stabilizer berguna untuk PVC yang biasa digunakan untuk pipa ataupun bahan-bahan yang dimanfaatkan sebagai kemasan minuman, kaleng, dan lain sebagainya,” tutup Adi.

Dukungan DPR

Untuk mencapai target besar tersebut, PT Timah meminta dukungan kepada Komisi VI DPR RI untuk ikut mengawasi praktik pertambangan yang baik (good mining practices) dan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG) di tubuh PT Timah.

Selain itu, Adi menyebut, perseroan juga meminta dukungan regulasi dari Komisi VI DPR RI agar semua aktivitas illegal (baik illegal mining maupun illegal trading) di PT Timah dapat dikembalikan kepada perseroan.

PT Timah juga meminta dukungan DPR RI khususnya Komisi VI untuk program kemitraan antara perseroan dan badan usaha milik desa (Bumdes) serta koperasi. Adi meyakini, kerja sama tersebut akan berdampak signifikan terhadap perolehan bijih timah perseroan.

Terakhir, PT Timah meminta Komisi VI DPR RI untuk mendorong penjualan timah satu pintu melalui BUMN PT Timah. “Kami berharap, PT Timah bisa menentukan harga dan harapannya PT Timah bisa kontribusi kepada negara melalui royalti, dividen dan lain sebagainya,” tutup Adi. Editor: Muawwan Daelami

Sumber: https://investor.id, 14 Mei 2025

Temukan Informasi Terkini

Laba Sepanjang 2024 Naik 46%, Ini Daftar Program Prioritas MIND ID Sepanjang 2025

baca selengkapnya

Selangkah Lagi UKM Dapat Jatah Tambang, Siapa yang Layak?

baca selengkapnya

PT Gag Nikel Masih Belum Beroperasi di Raja Ampat Meski Tidak Dicabut Izinnya

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top