PTBA Geber Produksi, Muncul Target Harga Baru Sahamnya

PT BUKIT Asam Tbk (PTBA) optimistis meningkatkan penjualan batu bara hingga 75 juta ton per tahun pada 2029 atau CAGR 11% dari 2023. Kenaikan volume tersebut dapat meningkatkan laba bersih.

“Kenaikan volume dapat meningkatkan laba bersih Bukit Asam (PTBA) pada 2025-2026 sekitar 10%, meski ada risiko penurunan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) akibat pasokan melimpah. ASP batu bara PTBA tahun ini diperkirakan sebesar US$ 57/ton, turun 9% yoy,” tulis RHB Sekuritas dalam risetnya.

PTBA akan menjaga margin kompetitif untuk memastikan profitabilitas jangka menengah, walaupun dibayangi risiko penurunan harga. Harga energi diprediksi melemah karena berkurangnya permintaan batu bara akibat peningkatan produksi domestik di China dan India, serta pertumbuhan energi terbarukan.

Faktor lain yang bakal turut menekan harga energi adalah peningkatan pasokan bahan bakar fosil karena kebijakan Amerika Serikat (AS) dan kecilnya potensi anomali cuaca.

“Namun, harga tetap menarik. Harga batu bara Newcastle pada 2025 diprediksi sebesar US$ 120/ton, turun 12% yoy, terutama karena biaya produksi yang rendah di Indonesia,” jelas RHB Sekuritas.

Sementara itu, pada 2024, PTBA meningkatkan produksinya sebesar 16% yoy menjadi 43 juta ton, meski terdampak gangguan transportasi dan penurunan ASP. Tahun ini, operasional PTBA diperkirakan membaik dengan target produksi meningkat 16% yoy menjadi 50 juta ton.

Adapun stripping ratio diproyeksikan stabil sebesar 6 kali, biaya tunai US$ 47/ton atau turun 10% yoy, dan beroperasinya jalur transportasi baru. Margin EBITDA diperkirakan tetap sebesar 18%, meski ada risiko penyesuaian harga batu bara.

“Target produksi PTBA yang lebih cepat dinilai realistis, didukung oleh cadangan batu bara besar (umur tambang >50 tahun). PTBA akan memenuhi permintaan domestik dan meningkatkan ekspor, khususnya ke Asia Tenggara, India, dan China, dengan target ekspor 69% pada 2029 (2024: 47%),” ungkap RHB Sekuritas.

Rekomendasi dan Target Harga Saham 

Saat ini, pasar menunggu perkembangan insentif Mitra Instansi Pengelola (MIP) Batu Bara yang dapat mendukung harga jual rata-rata (ASP) domestik.

Sedangkan kebijakan terkait kewajiban penempatan devisa hasil ekspor (DHE) sumber daya alam (SDA) di sistem keuangan nasional menjadi minimal satu tahun dari saat ini tiga bulan bakal berdampak kecil pada modal kerja PTBA.

Dengan berbagai faktor tersebut, RHB Sekuritas merevisi naik rekomendasi saham Bukit Asam (PTBA) menjadi trading buy dari sebelumnya netral. Target harga saham PTBA juga baru Rp 3.100 dari sebelumnya Rp 2.900.

Target harga berdasarkan metode discounted cash flow (DCF) tersebut menyiratkan target P/E PTBA sekitar 7 kali, serta mencakup diskon ESG 4%. Editor: Jauhari Mahardhika

Sumber: investor.id,  21 Januari 2025

Temukan Informasi Terkini

Laba Sepanjang 2024 Naik 46%, Ini Daftar Program Prioritas MIND ID Sepanjang 2025

baca selengkapnya

Selangkah Lagi UKM Dapat Jatah Tambang, Siapa yang Layak?

baca selengkapnya

PT Gag Nikel Masih Belum Beroperasi di Raja Ampat Meski Tidak Dicabut Izinnya

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top