PTBA Jelaskan Penyebab Laba Turun dan Ekspor Naik

LABA bersih PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengalami penurunan pada tahun buku 2024. Koreksi tersebut terjadi di tengah kinerja ekspor batu bara perseroan yang terapresiasi.

Direktur Utama PTBA Arsal Ismail menjelaskan, penurunan laba bersih PTBA terutama disebabkan oleh menurunnya harga jual rata-rata (average selling price/ASP) batu bara pada 2024. Namun, penurunan harga tersebut mampu PTBA imbangi dengan kenaikan volume atau jumlah produksi.

“Jadi, volume produksi atau penjualannya kalau dilihat secara yoy di 2023 itu sebesar 37 juta ton. Tapi di 2024 produksi kami hampir 42 juta ton,” Jadi volume penjualannya naik,” ucap Arsal dalam konferensi pers di Hotel Westin Jakarta, Senin (14/4/2025).

Dirinya berandai-andai, jika saja harga jual batu bara pada 2024 sama seperti tahun sebelumnya, laba PTBA pada 2024 pasti akan lebih tinggi daripada laba bersih tahun buku 2023.

Merujuk pada laporan keuangan konsolidasian PTBA yang berakhir per 31 Desember 2024, anggota Holding BUMN Industri Pertambangan atau MIND ID tersebut mencatatkan laba bersih sebesar Rp 5,1 triliun, turun 16,4% dibandingkan laba tahun buku 2023 yang sebesar Rp 6,1 triliun.

“(Penurunan laba) ini karena harga jual rata-rata turun. Turunnya itu drastis. Lumayan besar. Pada 2023, harga jual batu bara masih di atas US$ 100 per ton, pada 2024 turunnya kurang lebih 12%,” ungkap Arsal.

Pada 2024, rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi sebanyak 12% secara tahunan menjadi US$ 74,19 per ton dari sebelumnya US$ 84,76 per ton pada 2023. Sedangkan rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi sebanyak 22% secara tahunan menjadi US$ 134,85 per ton pada 2024, dari USD 172,79 per ton pada 2023.

Walau demikian, Arsal tetap optimistis untuk terus mempertahankan pertumbuhan volume produksi batu bara pada tahun ini. PTBA menargetkan, volume produksi batu bara tahun ini mencapai 50 juta ton, begitupun dengan penjualannya.

“Meski, tadi harga jual batu bara berfluktuasi, sampai dengan sekarang, insyaallah kami masih sustain dan masih bisa kami pertahankan,” tegas Arsal.

Ekspor Naik

Perihal naiknya kinerja ekspor batu bara PTBA pada 2024, Direktur Pengembangan Usaha Bukit Asam Rafli Yandra menjelaskan, kenaikan tersebut didorong oleh masih tingginya permintaan ekspor khususnya dari negara-negara Asia Tenggara dan Asia Selatan.

Karena itu, PTBA akan terus mengarahkan ekspor batu bara pada tahun ini ke kawasan tersebut. Negara-negara destinasi ekspor yang dipastikan berlanjut adalah Kamboja dan Bangladesh. “Ada pembangunan power plant baru di negara-negara tersebut sehingga permintaan ekspor cukup naik di sana,” ujar Rafli.

Pada 2024, penjualan ekspor PTBA tercatat mencapai 20,26 juta ton atau tumbuh 30% secara tahunan diikuti dengan peningkatan dari penjualan domestik sebesar 6% secara tahunan menjadi 22,64 juta ton, sehingga total penjualan batu bara pada 2024 mencapai 42,89 juta ton, tumbuh 16% secara yoy. Dengan demikian, secara bauran, porsi pasar domestik PTBA mencapai 53% dan ekspor sebesar 47%. Editor: Muawwan Daelami

Sumber: investor.id, 15 April 2025

Temukan Informasi Terkini

Laba Sepanjang 2024 Naik 46%, Ini Daftar Program Prioritas MIND ID Sepanjang 2025

baca selengkapnya

Selangkah Lagi UKM Dapat Jatah Tambang, Siapa yang Layak?

baca selengkapnya

PT Gag Nikel Masih Belum Beroperasi di Raja Ampat Meski Tidak Dicabut Izinnya

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top