Harga batu bara naik tipis pada perdagangan akhir pekan lalu. Kenaikan ini tidak banyak membantu, karena harga si batu hitam masih melemah sepanjang minggu.
Pada Jumat (10/10/2025), harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan mendatang ditutup di US$ 104,55/ton. Menguat 0,05% dibandingkan hari sebelumnya.
Sepanjang pekan lalu, harga batu bara masih membukukan koreksi 0,43% secara point-to-point.
Selain kelebihan pasokan, faktor yang menjadi pemberat bagi harga batu bara adalah penggunaan energi baru-terbarukan yang kian masif. Di tengah kesadaran akan kelestarian lingkungan yang makin tinggi, batu bara menjadi sulit mendapat tempat.
International Energy Agency (IEA) memperkirakan pembangkitan listrik dari energi terbarukan pada 2030 bisa mencapai 4.600 Gigawatt. Ini bisa mengalirkan listrik ke seluruh China, Uni Eropa, dan Jepang.
Analisis Teknikal
Bagaimana dengan proyeksi harga batu bara untuk minggu ini? Apakah bisa bangkit atau malah tambah terjepit?
Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), batu bara terjebak di zona bearish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 45. RSI di bawah 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Sementara indikator Stochastic RSI berada di 33. Menghuni area jual (short) yang cukup kuat.
Sedangkan indikator Average True Range (ATR) 14 hari ada di 3. Artinya, volatilitas harga batu bara sepertinya akan tinggi.
Untuk perdagangan pekan ini, ada peluang harga batu bara bisa naik. Target resisten terdekat adalah US$ 108/ton yang merupakan Moving Average (MA) 10.
Target lanjutan ada di kisaran US$ 112-124/ton.
Cermati pivot point di US$ 103/ton. Dari sini, harga batu bara mungkin saja akan mengetes support US$ 99/ton.
Support lanjutan ada di level US$ 94-81/ton. (aji)
